Warga Gunungkidul Yogyakarta Meninggal Akibat Antraks | IVoox Indonesia

May 11, 2025

Warga Gunungkidul Yogyakarta Meninggal Akibat Antraks

antarafoto-vaksinasi-sapi-perdana-di-jawa-barat-200622-rai-6

IVOOX.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengklarifikasi informasi soal jumlah warga yang meninggal dunia akibat antraks kepada masyarakat di wilayah Desa/Kalurahan Candirejo untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Gunungkidul Sidig Hery Sukoco di Gunungkidul, Rabu, mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah warga Kabupaten Gunungkidul yang terkonfirmasi meninggal akibat antraks sebanyak tiga orang.

"Namun setelah kami telusuri dan menggali informasi dari masyarakat di Semanu, hanya ada satu orang yang meninggal akibat antraks," kata Sidig, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan satu orang yang meninggal tersebut dipastikan positif antraks. Hal ini dikarenakan sudah ada pemeriksaan antraks dari laboratorium di RSUP dr. Sardjito. Sedangkan dua orang lainnya diinformasikan ikut mengonsumsi daging sapi yang terindikasi antraks. Namun pemeriksaan Antraks dari laboratorium belum dilakukan ke keduanya.

"Satu yang meninggal karena antraks ini berasal dari Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo. Yang bersangkutan dirawat di RSUP dr. Sardjito pada 1 Juni dan meninggal dunia 3 hari setelahnya," katanya.

Setelah ada yang meninggal, Dinkes Gunungkidul menerjunkan tim untuk penelusuran ke seluruh warga di Jati. Hasilnya sebanyak 87 warga Jati berstatus seropositif antraks.

Seropositif ini artinya warga tersebut pernah terpapar antraks, tapi gejala klinisnya tidak terlihat. Mereka ini berpeluang untuk sembuh karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.

"87 warga ini tidak bergejala, sudah kami berikan pengobatan juga," katanya.

Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto memastikan hanya satu warga yang positif antraks meninggal dunia. Sementara dua yang lainnya meninggal tidak diperiksa terkait antraks.

"Jumlah warga yang meninggal satu yang betul-betul kena antraks," katanya.

Ia mengatakan laporan pertama yang masuk mengenai matinya sapi pada 2 Juni 2023 lalu, dan dilakukan penelusuran oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Dinas Kesehatan.

Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, DIY, menyatakan bahwa daerah ini masih aman dari kasus antraks pada manusia, meskipun di daerah tetangga yaitu Gunungkidul sudah ditemukan kasus tersebut.

"Informasi yang saya terima untuk Bantul masih aman. Hingga saat ini tidak ada kasus antraks pada manusia di Bantul," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Tri Widiyantara, di Bantul, Rabu.

Meskipun demikian, kata dia, masyarakat di Kabupaten Bantul tetap diminta mewaspadai penyakit yang ditularkan lewat hewan ternak tersebut. Masyarakat bisa menghindari ternak yang terlihat sakit atau tidak sehat.

"Untuk pencegahan kami meminta masyarakat agar berhati-hati dan waspada dengan hewan-hewan ternak yang ada di Bantul. Kalau ada ternak yang kelihatan sakit itu harus berhati-hati," katanya.

Dia berharap di wilayah Kabupaten Bantul tidak ditemukan kasus antraks. "Selama Januari 2023 hingga detik ini di Bantul tidak ada temuan kasus antraks," katanya.

0 comments

    Leave a Reply