Wakil Menteri LHK Tinjau Dua Taman Nasional di Kalimantan Tengah | IVoox Indonesia

April 30, 2025

Wakil Menteri LHK Tinjau Dua Taman Nasional di Kalimantan Tengah

IMG_20200305_234438

IVOOX.id, Kotawaringin Barat - Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong meninjau dua Taman Nasional (TN) yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Wamen Alue Dohong mengunjungi TN Tanjung Puting yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat, pada Rabu (4/3/2020), dan hari berikutnya (5/4/2020), Wamen LHK meninjau TN Sebangau yang tak jauh dari Palangkaraya.

Wamen Alue Dohong ketika di Camp Leakey TN Tanjung Puting, menyempatkan berinteraksi dengan wisatawan mancanegara yang berkunjung. Dalam interaksi tersebut Wamen Alue Dohong meyakinkan para wisatawan bahwa TN Tanjung Puting sangat cantik dan layak untuk dikunjungi. Dirinya meminta para wisatawan tersebut menceritakan keindahan TN Tanjung Puting kepada kolega mereka agar tertarik berkunjung ke sini.

Camp Leakey merupakan Pusat rehabilitasi Orang Utan pertama di Indonesia ada di Balai TN Tanjung Puting, didirikan sejak tahun 1971 oleh Birute M.F. Galdikas seorang peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA) yang mengadakan penelitian tentang Orang Utan dengan dukungan dari KLHK waktu itu Departemen Kehutanan. Saat ini camp tersebut juga berfungsi sebagai obyek wisata yang menyajikan pengalaman dan pengetahuan lengkap tentang spesies Orang Utan (Pongo pygmaeus) khususnya yang hidup di TN Tanjung Puting.

Keberadaan Camp Leakey di dalam TN Tanjung Puting sejatinya sangat mendukung fungsi konservasi yang diamanatkan kepada KLHK, khususnya dalam konteks dukungan penelitian. Hasil-hasil penelitian dari Camp Leakey telah menghasilkan puluhan ilmuwan dan mahasiswa baik mahasiswa sarjana, pascasarjana maupun doktoral dari Indonesia maupun dari Amerika. 

Berbagai hasil penelitian tersebut sebagian dapat dilihat di pusat informasi yang ada Camp Leakey. Pusat informasi tersebut akan membantu wisatawan untuk lebih mengetahui tentang Orang Utan, seperti tentang ciri morfologi Orang Utan berdasarkan usianya, bentuk kerangka Orang Utan, bentuk sarang, jenis-jenis makanan, serta silsilah Orang Utan yang pernah dilepasliarkan di Camp Leakey.

Wisata alam di TN Tanjung Puting sudah sangat terkenal di dunia Internasional, hal ini dibuktikan dengan kunjungan wisatawan manca negara yang selalu lebih tinggi dari pada wisatawan domestik. Angka tahun 2018 menunjukan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke TN Tanjung Puting mencapai angka 18.834 orang, lebih tinggi dari wisatawan domestik yang hanya 10.449 orang. Dari kunjungan ini TN Tanjung Puting dapat menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada negara sebesar Rp 7,77 milyar pada tahun 2018.

Wisata alam yang ada di TN Tanjung Puting terbukti dapat menjadi salah satu pendorong pembangunan wilayah. Sebagai lokasi yang sangat baik untuk melihat habitat alami Orang utan. Kawasan taman nasional seluas 415.040 Hektare (Ha) dihuni sekitar 917 ekor Orang Utan (berdasarkan data inventarisasi satwa Balai TN Tanjung Puting tahun 2016).

Kemudian, saat meninjau ke pusat informasi dan wisata di Resort Mangkok TN Sebangau, Wamen Alue Dohong mengecek berbagai sarana dan fasilitas di sana. Fasilitas edukasi dan informasi wisata sangat penting bagi para peneliti atau wisatawan yang ingin melihat bentuk pengelolaan kawasan hidrologis gambut yang baik.

Resort Mangkok berjarak kurang lebih 1 jam perjalanan menggunakan speed boat dari Pelabuhan Kereng Bengkirai. Di Resort Mangkok, terdapat bangunan sekat kanal yang mengatur tinggi muka air gambut agar tetap terjaga dan tidak kering. Sekat kanal ini penting agar wilayah gambut tetap basah dan lembab sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Pada kesempatan ini juga, Usai meninjau Resort Mangkok, Wamen Alue Dohong kemudian meresmikan Visitor Center TN Sebangau yang berada di Pelabuhan Kereng Bengkirai. Visitor Center ini akan dikembangkan dengan desain yang lebih modern dan lebih besar dengan sarana dan prasarana penunjang yang lengkap.

Wilayah TN Sebangau sebagian besar merupakan hutan rawa gambut. Luas kawasan TN Sebangau 542.141 Ha dengan populasi satwa orangutan tahun 2007 sebanyak 5.400 individu. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan populasi sebanyak 426 individu (7,8%). Artinya rata-rata penambahan salah satu satwa endemik Indonesia yang dilindungi ini mencapai 53 individu (1,1%) pertahunnya.

Secara khusus, TN Sebangau dibangun untuk melindungi dan melestarikan ekosistem rawa gambut dan menjamin kelestarian keanekaragaman hayati, khususnya orangutan. Untuk itu, di TN Sebangau telah dilakukan penanaman pada areal seluas 9.626 Ha dan dibangun sekat kanal (canal blocking) sebanyak 1.318 unit.

0 comments

    Leave a Reply