Viral Gunung Rinjani Bertopi Putih! Ini Penjelasan BMKG

IVOOX.id, Jakarta - Warganet dibuat heboh dengan beredarnya foto Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam foto yang viral, nampak gunung ini bertopi putih. Beda dari pada sebelumnya, fenomena unik itu langsung menyedot perhatian netizen.
Foto tentang fenomena unik tersebut dibagikan oleh akun Twitter @suryadelalu. Dari dua foto yang dibagikan, tampak pucak Gunung Rinjani yang merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia diselimuti oleh kabut warna putih. Kabut itu membentang secara sempurna mengikuti struktur gunung.
Pantas saja kalau banyak orang yang menyebut kabut putih itu seperti topi atau surban. Seperti halnya dengan caption yang dituliskan oleh @suryadelalu dalam unggahannya. "Rinjani bersurban putih," cuitnya.
Seketika foto itu langsung dibanjiri komentar dari netizen, tak terkecuali anggota DPD RI Fahira Idris. Wanita berusia 51 tahun itu memuji kecantikan Gunung Rinjani tersebut. "Beautiful," tulis @fahiraidris.
Seketika komentar tersebut mendapat balasan dari netizen @LindoTaehyung1 yang kemudian mengenang kisah Nabi Muhammad SAW. "Jadi ingat Rasulullah Muhammad SAW saat masih kecil yang dinaungi awan saat ikut berdagang ke Syam bersama dengan pamannya Abu Thalib dan kemudian bertemu dengan pendeta Buhaira," sahutnya.
Sementara, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Rianto menyatakan fenomena Gunung Rinjani bertopi tersebut tak ada sangkut pautnya dengan gempa yang kerap melanda NTB. "Itu fenomena alam dari awan lenticular," ujarnya..
Dia menegaskan, fenomena alam lenticular tidak terkait atau tidak berkaitan dengan terjadinya gempa bumi. "Tidak ada kaitannya, itu hanya rumor, awan caping itu berbahaya bagi penerbangan, bukan tanda-tanda terjadinya gempa," tegas Agus.
Untuk diketahui, bentuk awan seperti topi atau caping atau piring raksasa dan awan yang melingkari puncak gunung disebut Awan Lenticular. Awan tersebut berbentuk piring raksasa dan biasa ditemukan di dekat bukit atau gunung. Karena dibentuk dari hasil pergerakan angin yang menabrak dinding penghalang besar, seperti pegunungan dan perbukitan.
Menariknya, awan Lenticular kelihatan begitu padat, namun hakikatnya tidak demikian. Awan ini terlihat padat karena aliran udara lembab terus menerus mengaliri sang awan dan akan keluar lewat permukaan paling bawah. Karenanya, bentuk awan Lenticular akan bertahan hingga berjam-jam, bahkan berhari-hari.
Sementara itu, awan Lenticular bagi dunia penerbangan menjadi momok karena sangat mematikan, lantaran awan tersebut bisa menyebabkan turbulensi bagi pesawat yang nekat memasuki awan atau hanya terbang di dekat awan Lenticular.

0 comments