Usai Trump Lempar Negosiasi Stimulus, Minyak Jatuh Lebih 2% di Perdagangan Asia

IVOOX.id, Tokyo - Harga minyak turun pada Rabu (7/10) pagi ini di perdagangan Asia merespons langkah Presiden AS Donald Trump membatalkan negosiasi stimulus hingga setelah pemilihan presiden 3 November mendatang.
Patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 2,06% menjadi $ 41,77 per barel sementara minyak mentah berjangka AS tergelincir 2,31% menjadi $ 39,73 per barel.
Penurunan terjadi setelah pada dinihari WIB tadi di New York, harga minyak naik lebih dari $ 1 per barel didukung oleh gangguan pasokan AS yang disebabkan oleh badai yang mendekat di Teluk Meksiko dan pemogokan pekerja minyak di Norwegia.
Perusahaan energi menutup anjungan minyak lepas pantai karena Badai Delta menguat menjadi Kategori 2 dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai Teluk Meksiko pada hari Kamis. Ini akan menjadi badai ke-10 yang melanda Amerika Serikat tahun ini, yang akan memecahkan rekor sejak lebih dari satu abad yang lalu.
Minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,40, atau 3,41%, menjadi $ 42,69 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup $ 1,45, atau 3,7%, lebih tinggi pada $ 40,67.
"Badai tropis membuat kami naik sedikit dengan penghentian produksi," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Royal Dutch Shell Plc mengatakan sedang mengevakuasi pekerja yang tidak penting dari kesembilan operasi lepas pantai Teluk Meksiko dan bersiap untuk menghentikan produksi.
Equinor ASA dan BHP Group Ltd juga menutup produksi dan mengevakuasi pekerja dari platform, kata perusahaan itu.
Produksi minyak Norwegia telah menurun 8% karena pemogokan pekerja minyak. Sebuah serikat pekerja utama di negara itu sedang mencoba menyelesaikan perselisihan dengan perusahaan minyak, yang telah menutup enam ladang minyak dan gas lepas pantai.
Sekitar 60% dari total pemotongan terjadi pada gas alam, dengan minyak mentah dan cairan gas alam mengisi sisanya, perhitungan Reuters menunjukkan.(CNBC)

0 comments