May 21, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Tren Pergerakan IHSG Masih Belum Jelas, Proyeksi Analis Bervariasi

iVOOXid, Jakarta – Banyak analis yang memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungn (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengalami lonjakan fantastis untuk mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia di level 5.910 pada Senin (03/07/2017) akan mengguncang kondisi psikologis para pelaku pasar setelah libur panjang Lebaran.

Disamping itu, kondisi tersebut juga membuat para analis membuat proyeksi yang bervariasi terhadap pergerakan indeks kedepan. Misalnya Yuganur Wijanarko, analis PT KGI Sekuritas Indonesia, yang berpendapat bahwa penurunan IHSG selama dua hari lalu (Selasa dan Rabu-red) sudah selesai.

“Pasalnya, IHSG yang mengalami kondisi jenuh beli harian (daily overbought) pasca menembus new all time high 5.910 sudah menyelesaikan proses ambil untung (profit-taking) hingga pergerakannya terpuruk ke level 5.825,” ujar Yuganur di Jakarta, Kamis (06/07/2017) pagi.

Karena itu, demikian Yuganur, pelaku pasar saat ini tampaknya akan kembali siap memborong saham-saham berkapitalisasi besar (bigcaps) dan saham lapis kedua pilihan (secondilners) untuk terus menopang pergerakan naik IHSG ke level resistensi berikutnya di posisi 6.000.

Lain lagi dengan Reza Priyambada, analis PT Binaartha Parama Sekuritas, yang memperkirakan pergerakan IHSG saat ini masih akan terus melanjutkan tren penurunan jangka pendek. Itu untuk menormalkan pola pergerakan IHSG pasca libur panjang Lebaran.

“IHSG tampaknya berupaya untuk kembali menormalkan gerakannya dari posisinya sebelum kenaikan yang terjadi pasca libur Lebaran. Karena itu, IHSG masih terus berpeluang melemah pada saat ini,” ujar Reza di Jakarta, Kamis (05/07/2017) pagi.

Disamping itu, demikian Reza, beberapa indikator masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan, sehingga IHSG berpotensi kembali turun. Kendati demikian, penurunan indeks yang terjadi diperkirakan lebih terbatas, tetapi secara teknikal, indeks diprediksi bakal turun lebih jauh lagi.

Reza menjelaskan, pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun 0,69% ke posisi 5.825. Menurut daily pivot Bloomberg, titik support pertama dan kedua IHSG berada di level 5.797 dan 5.769, sedangkan titik resistensi pertama dan keduanya berada di posisi 5.863 dan 5.902.

Reza menuturkan, indikator MACD (Moving Average Convergen/Divergen Oscillator) hingga kini masih membentuk golden cross di area positif, tetapi indikator stochastic sudah mulai membentuk dead cross di area jenuh beli sehingga pergerakan indeks untuk kembali naik atau menguat (RSI/Relative Strength Index) masih terlihat relatif cenderung meninggalkan area jenuh beli.

“Lagipula, masih terdapat pola three inside down di indikator candlestick yang menunjukkan potensi terjadinya penurunan indeks lanjutan. Karena itu, IHSG masih berpotensi untuk menyentuh level supportnya di posisi 5.797 bahkan dapat mencapai hingga 5.770,” pungkas Reza.[abr]

0 comments

    Leave a Reply