TPID Petakan Potensi Inflasi Jelang Akhir Tahun | IVoox Indonesia

June 5, 2025

TPID Petakan Potensi Inflasi Jelang Akhir Tahun

1

iVooxid, Kupang - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Timur mulai memetakan berbagai potensi yang memicu laju inflasi untuk dua bulan ke depan bahkan hingga akhir tahun untuk menurunkan posisi sebagai peringkat dua nasional.

"Apabila dilihat dalam dua bulan terakhir inflasi NTT cenderung menurun dari laju inflasi nasional, bahkan (Agustus dan September) terjadi deflasi," kata Wakil Ketua TPID NTT Naek Tigor Sinaga di Kupang, Rabu (19/10/2016), terkait kiat menekan potensi inflasi jelang akhir tahun 2016.

Ia menjelaskan secara tahunan posisi inflasi NTT pada semester pertama 2016 sebesar 5,03 persen atau menempati peringkat kedua secara nasional.

"Kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi yang cukup tinggi menjadi penyumbang utama inflasi tahunan NTT," katanya.

Ia mengatakan tantangan inflasi NTT ke depan adalah perlunya menjaga kestabilan laju inflasi hingga akhir tahun, karena terdapat beberapa potensi lonjakan yang kiranya perlu diperhatikan.

Ia menyebut potensi inflasi yang diperkirakan akan terjadi pada akhir 2016 dan awal 2017 sebagian besar akan disebabkan oleh angkutan udara, karena adanya hari raya Natal 2016 dan adanya liburan sekolah serta Tahun Baru 2017.

Pemicu berikut adalah adanya ketahanan yang mendukung pengendalian inflasi khususnya untuk komoditas bahan makanan dan ketersediaan pasokan bahan bakar minyak, pemenuhan kebutuhan ketersediaan pasokan warga di pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar di NTT.` Serta pemicu lainnya pelaksanaan Pilkada dan cuaca yang diperkirakan akan ekstrem pada akhir dan awal tahun sehingga diperlukan persiapan terkait komoditas yang berpotensi menimbulkan inflasi yaitu angkutan udara, bahan makanan, dan biaya penginapan di hotel-hotel.

Pada semester I 2016 katanya kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 1,59 persen.

"Meskipun kelompok sandang yang mengalami penurunan indeks harga antara lain pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang turun sebesar 0,35 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang turun sebesar 0,01 persen," katanya.

Sedangkan laju inflasi Tahun kalender pada posisi semester Pertama 2016 inflasi sebesar 0,29 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Mei 2016 terhadap Mei 2015) Nusa Tenggara Timur sebesar 5,03 persen.

Solusi lainnya untuk mengantisipasi tekanan inflasi yaitu meminta kabupaten/kota yang belum mempunyai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) segera membentuknya karena penting untuk memantau dan mengendalikan laju inflasi di daerah.

"Ada beberapa kabupaten di NTT yang belum memiliki, sehingga TPID Provinsi segera berkoordinasi untuk segera sebab sekalipun pertumbuhan ekonomi tinggi di daerah tertentu tapi kalau inflasi lebih tinggi tidak ada artinya," katanya.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur itu, setiap daerah tentu menginginkan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau sesuai target yang ditetapkan, tapi inflasi juga sangat penting.

"Kita semua tentu sangat senang setiap tahun ada kesadaran kita semua bahwa inflasi harus dikendalikan," ujarnya. (ant)

0 comments

    Leave a Reply