TKN: Pilih Pemimpin yang Psikisnya Stabil | IVoox Indonesia

May 10, 2025

TKN: Pilih Pemimpin yang Psikisnya Stabil

TKN-Pilih-Pemimpin-yang-Psikisnya-Stabil-doc.psikis-ivoox.id_

IVOOX.id, Jakarta – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding, meminta masyarakat untuk jeli dalam memilih presiden. Ia meminta masyarakat tak menyerahkan kepemimpinan di Indonesia pada seseorang emosinya tidak stabil.


Karding merujuk sosok Prabowo yang semakin menunjukkan karakter emosi tak terkontrol. Ini tergambar mulai dari debat keempat saat Prabowo marah kepada penonton. Emosi Prabowo juga semakin tak terkendali saat rapat terbuka. Pada rapat akbar di GBK, Minggu (7/4), Prabowo sempat marah kepada salah satu pendukungnya yang terlihat mengobrol saat dia berpidato.


Tak hanya itu, ucapan Prabowo pun tidak terjaga dengan melontarkan kata-kata kasar nan emosional, seperti ‘ndasmu’. Puncak dari ketidakstabilan karakter Prabowo terbongkar saat dia berpidato sembari memukul-mukul podium dengan cara yang brutal.


Segala fakta itu, kata Karding, membuktikan perangai emosional Prabowo.


“Pemimpin yang emosinya tidak stabil seperti itu akan sangat berbahaya saat memegang tampuk kekuasaan negara. Sebab rakyat akan terancam dan jadi korban dari pemimpin yang emosinya tidak stabil,” ujar Karding, Rabu (10/4).


Ucapan Karding ini didukung hasil riset dari 204 ahli psikologi Universitas Indonesia. Hasil survei terhadap psikologi kedua capres menunjukkan kepribadian Jokowi dinilai lebih tenang dibanding Prabowo.


Jika diukur dengan angka 1 sampai 10, poin untuk stabilitas emosi Prabowo berada pada angka 5,16. Sedangkan Jokowi 7,60 dalam hal ketenangan dalam menghadapi persoalan yang berat.


Sementara tentang sikap otoriter dan demokratis, Jokowi hanya 13% memiliki kemungkinan otoriter sedangkan Prabowo 76%. Soal demokratis, Jokowi memiliki angka 87% dan Prabowo hanya 24%. Ukuran analisis psikologis itu dinilai menjadi bukti sahih bagi pemilih agar memilih pemimpin yang stabil.


“Berbahaya sekali apabila bangsa ini diserahkan pada pemimpin yang tidak stabil. Taruhannya adalah nasib 260 juta rakyat yang terancam menjadi korban,” ungkapnya.


Sebaliknya, Karding menilai Jokowi adalah cermin pemimpin yang punya psikis baik. Jokowi mampu bersikap tenang dan tidak mengedepankan emosi saat mengambil keputusan. Hasilnya bisa terlihat dengan semakin baiknya iklim bernegara dan demokrasi di Indonesia.


“Jokowi adalah contoh bagaimana seorang pemimpin mampu berpikir jernih. Dia mampu menguasai emosinya. Yang terpenting dia adalah pemimpin stabil secara psikis,” tuturnya.


Menurutnya, dalam menangani negara besar seperti Indonesia diperlukan pemimpin yang tenang, tidak otoriter dan pandai dalam memecahkan masalah.


“Pemimpin yang emosional bukannya memecahkan masalah tapi akan menciptakan masalah besar,” pungkasnya. (Adhi teguh)

0 comments

    Leave a Reply