Tiga Langkah Utama Pemerintah untuk Antisipasi Tantangan Perekonomian pada 2017 | IVoox Indonesia

May 13, 2025

Tiga Langkah Utama Pemerintah untuk Antisipasi Tantangan Perekonomian pada 2017

1
Presiden Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini

iVooxid, Jakarta - Ada tiga langkah penting yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi berbagai tantangan perekonomian pada 2017 mendatang. Pertama, pemerintah harus mendayagunakan pasar domestik untuk mengantisipasi tantangan globalisasi. Pasalnya, Indonesia yang tadinya mampu menggenjot pertumbuhan devisa dari perdagangan ekspor, kini pertumbuhan itu melambat akibat proteksi produk Indonesia. Nilai ekspor Indonesia yang pernah mencapai US$200 miliar, sekarang hanya US$150 miliar. Karena itu, pertumbuhan kelas menengah dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Demikian diungkapkan Didik J Rachbini, Presiden Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef).

“Konsumen kelas menengah kita dapat dijadikan modal untuk menopang pertumbuhan ekonomi,” kata Didik, dalam acara Sarasehan 100 Ekonomi Indonesia di Hotel Fairmont, Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan, Selasa (6/12).

Kedua, menurut Didik, pemerintah juga harus mengefisienkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski jumlah APBN saat ini hampir Rp2.000 triliun, namun pengeluarannya harus seimbang dan efisien agar benar-benar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, pemerintah harus melaksanakan debirokratisasi untuk menurunkan biaya logistik. Biaya logistik di Indonesia masih 300% lebih tinggi dibanding Singapura. Jika biaya tersebut diturunkan hingga separuhya, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi lebih baik sehingga hal tersebut harus segera diperbaiki.

Menurut data ekonomi milik ekonom dan teknokrat Ginandjar Kartasasmita, periode 1990-an merupakan periode emas bagi Indonesia yang saat itu sedang mengarahkan perekonomiannya ke sektor industri. Ketika itu, sektor industri dalam negeri tumbuh dua kali lipat dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB).

“Bila PDB 6%, maka industri tumbuh 12%. Bila industri tumbuh 11%, maka ekspor tumbuh 22%,” ujar Didik. Namun demikian, pertumbuhan industri nasional saat ini mengalami perlambatan yang cukup tajam, yakni pertumbuhannya hanya 3-4%. Peranan industri dalam PDB pun turun dari 30% menjadi tinggal 21%.

“Karena itu, setelah Presiden blusukan ke berbagai proyek infrastruktur, kami menyarankan agar beliau datang ke pusat industri untuk bertanya kepada mereka yang berkompeten di sektor tersebut mengenai apa langkah yang harus dilakukan pasar dan teknologi apa yang digunakan agar kita bisa tangguh kembali,” imbuhnya.[abr]

0 comments

    Leave a Reply