Tiga Kitab tentang Keresahan dan Kegelisahan

sekarang kusadari
mengapa engkau juga
melindungi Corona
membiarkannya merajalela
sekian lama
tanpa memberitahu siapa-siapa
begitu pula
dengan pembunuhan massal
penculikan
genosida 65
memakan berjuta nyawa
Kau bungkam seribu bahasa
Kau biarkan manusia ribut sendiri
mencari dalangnya di sana-sini
korban masih diancam-ancam pula
lebih dari setengah abad setelahnya
Untaian kalimat ini merupakan petikan dari puisi berjudul Doa Ratu Vashti yang bereinkarnasi menjadi janda di kompleks apartemen Jakarta Utara. Salah satu dari kumpulan puisi yang ditulis oleh Soe Tjen Marching dalam karya barunya Tiga Kitab yang diterbitkan Teroka Press, 2023.
Buku ini didiskusikan di Kedai Jante Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut, Bandung, Jumat (7 April 2023) dengan tajuk “Yang Rumpang dan Yang Rampung dari Tiga Kitab”.
Begitu terasa keresahan dan kegelisahan di dalamnya.
Puisi-puisi ini diakui Soe Tjen sebagai salah satu bentuk kritik terhadap kitab suci. Meski begitu jika kita telaah, kalimat-kalimat yang dirangkai di dalamnya cukup merepresentasikan kegeraman atas praktik-praktik kejahatan kemanusiaan, baik yang terjadi di Indonesia maupun di negara lain.
Coba simak kelanjutannya:
bukankah
Engkau juga
diam saja
saat ada yang
merampoki
duit rakyat
dengan namaMu
pemerkosaan massal
beratus wanita Tionghoa
di Jakarta
tiada
Kau siarkan
pada dunia
siapa dalangnya
kami hanya bisa menduga-duga
pun
perbudakan manusia Afrika
Kau biarkan pelakunya
dielukan sebagai pahlawan
patung-patungnya didirikan
Sesuai judulnya, buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama (Kitab Pertama), bertajuk Benih Pohon Khuldi terdiri dari Genesis, Saat, Kurban dan Kurban, Sang Kurban, Dalam Amanat, Sang Istri, Saudaraku, Pada Sebuah Kapal, Jangan Menoleh ke Belakang, dan Dari Gurun Midian.
Penulis Soe Tjen Marching meluncurkan karya terbarunya Tiga Kitab. Buku ini didiskusikan di Kedai Jante Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut, Bandung, Jumat (7 April 2023) dengan tajuk “Yang Rumpang dan Yang Rampung dari Tiga Kitab”. (Foto-foto: Akbar)
Kitab Kedua bertajuk Reinkarnasi terdiri dari empat puisi yaitu Sarah, 14 Jalan Salib, Bapa Kami, dan Doa Ratu Vashti yang bereinkarnasi menjadi janda di kompleks apartemen Jakarta Utara. Puisi terakhir ini paling panjang dan menggugat kondisi kekinian selama masa pandemi Covid-19.
Adapun Kitab Ketiga bertajuk Nubuat yang terdiri dari satu puisi tanpa judul, Ibu, dan Jihad.
Soe Tjen Marching tidak hanya mahir merajut puisi. Dosen senior di Departemen Bahasa dan Budaya di SOAS University of London ini juga merupakan penulis dan komponis.
Pada tahun 1998, Soe Tjen sempat menjadi salah seorang pemenang kompetisi tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kedutaan Jerman dan Mercedes Benz. Karya musiknya menjadi salah satu pemenang kompetisi Internasional avant-garde yang diadakan di Singapura pada Juni 2010.
Selain buku Tiga Kitab, karya Soe Tjen yang belum lama terbit adalah karya nonfiksi Yang Tak Kunjung Padam: Narasi Eksil Politik Indonesia di Jerman (EA Books).
Soe Tjen juga sudah menerbitkan beberapa novel, antara lain Mati Bertahun yang Lalu, Kubunuh di Sini, dan Dari Dalam Kubur. Selain itu, ia juga menerbitkan beberapa buku akademik dalam bahasa Inggris.
Kegiatan dengan tajuk “Yang Rumpang dan Yang Rampung dari Tiga Kitab” tersebut diselenggarakan atas kerja sama dengan #Jumaahan, program diskusi mingguan yang rutin diadakan sejak awal Januari 2023 di tempat yang sama.
“Sebagai penyelenggara, kami merasa terhormat dan bangga sebab buku puisi Tiga Kitab karya Soe Tjen Marching didiskusikan untuk pertama kalinya di Bandung, di Kedai Jante,” kata Zulkifli Songyanan, salah seorang panitia Jumaahan.

0 comments