Thrifting Biang Kerok Lemahnya Industri Tekstil RI | IVoox Indonesia

May 14, 2025

Thrifting Biang Kerok Lemahnya Industri Tekstil RI

antarafoto-pemusnahan-pakaian-bekas-impor-ilegal-di-semarang-201223-mz-5
Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng dan DIY Akhmad Rofiq (kedua kiri) bersama Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Semarang Kolonel Laut Joko Andriyanto (kiri) dan Kepala Kejari Kendal Erny Veronika (tengah) mengecek ratusan barang bukti pakaian bekas ilegal didalam kontainer sebelum dimusnahkan saat rilis hasil penindakan di Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Bea Cukai Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/12/2023). Kanwil Bea Cukai Jateng DIY memusnahkan sebanyak 537 ball pakaian bekas impor ilegal hasil pengungkapan tindak pidana penyelundupan baju impor ilegal dari Malaysia pada 27 Januari 2021 melalui Pelabuhan Kendal. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

IVOOX.id - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengungkapkan sejumlah penyebab masih lemahnya kinerja industri tekstil dalam negeri. Menurutnya masalah pengendalian impor produk tekstil masih perlu menjadi perhatian terutama pendekatan terhadap thrifting impor barang bekas atau.

"Kami masih melihat masalah pengendalian impor terutama industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan itu menjadi masalah. Kami berharap kedepannya pendekatan terhadap thrifting itu masih akan tetap dilakukan sehingga TPT bekas itu tidak masuk ke dalam pasar dalam negeri juga pengetatan untuk produk-produk TPT impor ke dalam negeri," kata Febri saat menyampaikan rilis IKI pada Kamis (29/2/2024).

Pasalnya kata Febri thrifting ini juga dinilai menjadi penyebab produk dari industri manufaktur lokal sulit masuk ke pasar.

Di samping itu impor ilegal tersebut juga dinilai dapat mengganggu stabilitas pasar domestik dan merusak perekonomian negara.

"Kami mesti melihat bahwa hal tersebut menjadi masalah, membuat banyak produk tekstil ataupun produk TPT dari industri manufaktur lokal yang yang tidak bisa masuk ke pasar," ungkapnya.

Selain gara-gara impor ilegal menurut Febri penyebab masih lemahnya kinerja industri tekstil dalam negeri lantaran di beberapa negara produk RI mengalami penurunan pesanan di pasar global.

"Kami juga melihat kondisi lain pasar global, terutama di beberapa negara untuk industri produk tekstil kita juga pesanannya semakin menurun. Itu yang menurut kami yang juga menjadi penyebab kenapa industri tekstil itu masih lemah atau masih kontraksi," kata Febri.

0 comments

    Leave a Reply