Tertekan Ketegangan Timur Tengah, IHSG Negatif Bersama Bursa Asia
IVOOX.id, Jakarta - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG), Senin (6/1), dibuka melemah, mengikuti koreksi di bursa saham regional Asia.
IHSG Senin pagi dibuka melemah 29,97 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.293,5. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 8,56 poin atau 0,84 persen menjadi 1.012,93.
"Pekan lalu dan pekan ini pasar terpengaruh optimisme penandatanganan fase satu antara China dan AS," kata Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee di Jakarta, dikutip Antara.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, kesepakatan perdagangan fase satu antara AS dan China akan ditandatangani pada 15 Januari 2020 mendatang di Gedung Putih.
Tanda-tanda kemajuan dalam kesepakatan itu mendorong produksi pabrik China dan aktivitas manufaktur di China tumbuh untuk dua bulan berturut-turut.
Namun, optimisme tersebut tertekan oleh ketegangan baru di Timur Tengah, menyusul tewasnya jenderal Iran di Baghdad karena serangan pesawat tanpa awak AS.
Selain itu, masalah brexit juga masih akan menjadi perhatian pelaku pasar. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa mungkin perlu memperpanjang batas waktu untuk pembicaraan tentang hubungan perdagangan baru dengan Inggris.
Sebelumnya pemilihan umum Inggris dianggap memperlancar jalan keluar Inggris dari Uni Eropa. Yang dinantikan pelaku pasar yaitu kemampuan Inggris untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Uni Eropa dalam rentang waktu yang relatif singkat sehingga tetap menjadi perhatian bagi beberapa investor.
Dari domestik, angka inflasi yang keluar di awal 2020 yang menunjukkan inflasi Desember 2019 hanya 0,34 persen, jauh di bawah harapan pasar 0.42 persen. Selain itu inflasi secara tahunan (yoy) hanya 2,72 persen dibawah inflasi 2017 sebesar 3,61 persen dan 2018 sebasar 3,13 persen.
Menurut Hans Kwee, rendahnya angka inflasi disatu sisi memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk melanjutkan penurunan suku bunga apalagi bila angka pertumbuhan terus mengecewakan.
"Tetapi di sisi lain perlambatan angka inflasi juga sering kali mengindikasikan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang mungkin hanya akan tumbuh 4,9 persen sampai 5,04 persen. Selain itu inflasi rendah juga sering mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat," ujar Hans Kwee.
Bursa saham regional Asia siang ini antara lain indeks Nikkei melemah 496,69 poin atau 2,1 persen ke 23.159,93, indeks Hang Seng melemah 254,76 poin atau 0,9 persen ke 28.196,74, dan indeks Straits Times melemah 18,98 poin atau 0,59 persen ke posisi 3.219,84.
0 comments