Tanggul Jakarta Rembes di Tiga Lokasi, Sementara Ditambal Pakai Karung Pasir

IVOOX.id – Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum meninjau tiga lokasi utama di tanggul Jakarta yang mengalami rembesan dan limpasan air laut yang menyebabkan terjadinya banjir rob yang terjadi di Jakarta Utara.
“Titik pertama berada di tanggul Muara Baru, yang sejak beberapa hari terakhir mengalami rembesan akibat usia tanggul yang sudah cukup lama,” kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Kecamatan Penjaringan, Pendi di Jakarta, Jumat (5/12/2025), dikutip dari Antara.
Ia mengatakan di Muara Baru itu bukan genangan tapi rembesan dari balik tanggul. Ada bagian tanggul yang sudah melemah, sehingga air masuk melalui celah-celah kecil.
“Penanganan sementara kami lakukan dengan menyumpal titik yang bocor menggunakan karung pasir,” kata dia.
Hingga saat ini, kata Pendi, sekitar 500 karung pasir telah digunakan untuk menutup bagian yang mengalami kebocoran. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena tim di lapangan masih menemukan titik-titik rembesan lain yang perlu diperkuat.
Kemudian titik kedua yang dikunjungi Kepala Dinas SDA DKI adalah Pelabuhan Muara Baru, khususnya di area Jalan Tuna III yang sempat menjadi viral karena limpasan air dari area dermaga.
Ia menjelaskan bahwa limpasan terjadi karena air keluar dari celah pagar pembatas dermaga yang langsung berbatasan dengan permukaan air laut.
“Tadi kami mendapat instruksi dari bu Kadis untuk memasang tanggul pasir sepanjang pagar yang menjadi jalur keluar air. Panjang pastinya masih dihitung karena area itu cukup luas,” katanya.
Penanganan di lokasi ini menggunakan tanggul pasir sementara mengingat area tersebut berada di bawah kewenangan Pelindo. “Karena wilayahnya Pelindo, jadi untuk pembangunan tanggul permanen tidak bisa langsung kita lakukan. Tanggul pasir dipilih karena fleksibel dan bisa dipindah sesuai kebutuhan penanganan,” ujar Pendi.
Kemudian lokasi ketiga berada di kawasan Pengedokan Mandala Bahari yang juga mengalami limpasan dari area pergudangan yang berbatasan langsung dengan air laut.
Menurut dia, kondisi di Mandala Bahari cukup kompleks karena terdapat bangunan-bangunan warga yang berdiri sangat dekat dengan garis air.
Ia mengatakan di Mandala Bahari sebenarnya sisi tanggul yang permanen sudah aman, tapi ada satu titik yang berada di kawasan pergudangan dan rumah-rumah warga.
“Limpasan terjadi dari area itu, dan karena status bangunannya belum jelas, koordinasi harus dilakukan lebih hati-hati,” ucapnya.
Pendi menuturkan bahwa rencana membuat tanggul di sisi depan area permukiman sempat tertunda karena mendapat penolakan warga.
“Dulu saat mau di tanggul di depannya, kami sempat didemo. Karena itu sekarang kami tidak memaksakan. Tapi akibatnya air kembali masuk ke jalan,” katanya.
Pendi menambahkan seluruh penanganan di tiga titik ini masih bersifat darurat sambil menunggu koordinasi lanjutan dengan Pelindo dan pihak terkait lainnya.
“Satgas SDA masih bekerja di lapangan, dan koordinasi terus dilakukan. Untuk lokasi kedua saja, jumlah karung pasir yang dibutuhkan kemungkinan sangat banyak, tapi kami masih menunggu kepastian panjang area yang harus di tanggul," ujarnya.
Dia memastikan bahwa semua langkah darurat terus dilakukan untuk mengurangi dampak rob di wilayah pesisir Jakarta Utara.
“Kami upayakan penanganan cepat di seluruh titik yang mengalami rembesan dan limpasan. Koordinasi lintas pihak sangat penting agar penanganan berjalan efektif,” kata Pendi.

Kondisi tanggul Muara Baru Penjaringan yang menahan air laut naik ke daratan saat pasang naik terjadi di Jakarta Jumat (5/12/2025). ANTARA/HO-Pemkot Jakut
Tanggul Pelindo Muara Baru Bocor
Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Utara Heria Suwandi menjelaskan bahwa kebocoran air laut terjadi pada tanggul Pelindo Muara Baru, Kecamatan Penjaringan karena usianya sudah menua, yakni mencapai 10 tahun, sehingga konstruksi mulai melemah.
“Ada celah pada sheet pile yang menyebabkan air laut masuk ke belakang tanggul,” kata Heria di Jakarta, Jumat (5/12/2025), dikutip dari Antara.
Ia mengatakan penanganan yang dilakukan saat ini bersifat sementara yaitu menyumpal celah dengan karung pasir dan hingga hari ini sekitar 500 karung sudah digunakan dan kemungkinan masih akan bertambah,” kata Heria.
“Selain itu, struktur beton yang mengalami korosi juga ditambal untuk mengurangi laju rembesan,” kata dia.
Heria menyebutkan bahwa kondisi tanggul masih mampu menahan tekanan air saat tinggi muka laut mencapai 2,65 meter pasang purnama (cmPP). Namun, kekuatan tersebut tidak dapat bertahan lama, sehingga penanganan permanen akan dilakukan oleh Dinas SDA melalui perkuatan struktur baru.
“Perencanaan teknisnya sedang disusun dan mudah-mudahan bisa direalisasikan pada tahun anggaran 2026 dan selesai pada 2027,” kata dia.
Perbaikan jangka panjang kemungkinan dilakukan dengan menambah konstruksi tanggul di sisi luar menggunakan metode yang lebih kuat, seperti spun pile seperti yang telah digunakan di kawasan Pelabuhan Nizam Zachman.
Dia menilai kebocoran terjadi akibat kombinasi berbagai faktor, seperti tekanan air laut yang tinggi, korosi beton akibat paparan klorin, kenaikan muka air laut, serta penurunan muka tanah (land subsidence).
Menurut dia, segmen yang mengalami kebocoran cukup parah diperkirakan memiliki panjang sekitar 500 meter. Sementara total jalur tanggul dari area Batang hingga titik pertemuan dengan tanggul Kementerian PUPR mencapai sekitar 2 kilometer.
“Sudin SDA juga menangani limpasan air laut di Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman yang terjadi karena elevasi dermaga lebih rendah dari tinggi rob,” kata dia.
Sementara itu, Ketua RT 15 Penjaringan, Dewi mengatakan bahwa kondisi tanggul memang sudah lama memprihatinkan dan kerap menyebabkan air masuk ke permukiman saat pasang tinggi.
“Kami berharap tanggul yang bocor bisa segera diperbaiki dan penanganan akan dilakukan,” kata Dewi, dikutip dari Antara.
Rembesan air laut yang bocor melalui tanggul ini berdampak pada sedikitnya tujuh RT, yaitu RT 04, 05, 06, 11, 12, 14, dan 15.


0 comments