Tanggapi Banjir, Dedi Mulyadi Minta Stop Alih Fungsi Lahan Perkebunan Teh di Puncak Bogor | IVoox Indonesia

May 5, 2025

Tanggapi Banjir, Dedi Mulyadi Minta Stop Alih Fungsi Lahan Perkebunan Teh di Puncak Bogor

Tangkapan layar video banjir bandang di sekitar rest area Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor
Tangkapan layar video banjir bandang di sekitar rest area Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/2/2025) malam. ANTARA/HO Relawan dan Warga

IVOOX.id – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor segera dihentikan demi menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah bencana lebih lanjut.

Hal itu disampaikan Dedi menanggapi bencana yang terjadi, terutama terkait meluapnya Sungai Jayanti di Kabupaten Bogor yang mengakibatkan banjir dan merendam pemukiman warga.

"Saya belum mengetahui secara pasti penyebab utama meluapnya Sungai Jayanti, namun hal ini perlu segera dikaji agar solusi yang tepat dapat diambil," ujar Dedi Mulyadi dalam siaran pers yang diterima ivoox.id Senin (3/3/2025).

Dedi mengatakan, pihaknya menaruh perhatian serius terhadap alih fungsi lahan perkebunan teh di Puncak Bogor. Pasalnya kata dia setidaknya seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi dan berpotensi memberikan dampak buruk terhadap keseimbangan lingkungan.

"Berdasarkan data yang kami miliki, lebih dari seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi. Ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memperburuk kondisi lingkungan," katanya.

Dia berencana berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti PTPN dan Perhutani Jabar, untuk mengembalikan fungsi konservasi lahan yang telah berubah.

"Kita tidak boleh hanya memikirkan keuntungan ekonomi jangka pendek. Sejak zaman kolonial, Belanda menanam teh di kawasan ini bukan hanya untuk produksi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan dan perlindungan lahan," katanya.

Satu Korban Hilang Akibat Bencana di Bogor

Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengungkapkan sedang berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten dan Kota Bogor serta pemerintah setempat untuk terus melakukan pencarian terhadap korban hilang akibat bencana banjir di daerah itu.

"BPBD Jabar berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten dan Kota Bogor dan pemerintah setempat untuk asesmen guna penanganan bencana. Hingga Senin siang, tim BPBD masih terus melakukan pencarian korban yang hilang," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Bambang Imanudin dalam keterangan di Bandung, Senin (3/3/2025), dikutip dari Antara.

Berdasarkan keterangan dari Pemprov Jabar, diungkapkan bahwa banjir bandang melanda kawasan Puncak Bogor, Minggu (2/3/2025), sekitar pukul 20.30 WIB.

Sementara BPBD Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 423 jiwa di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, terdampak bencana banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani menyebut, banjir bandang itu akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan aliran Sungai Ciliwung meluap ke rumah-rumah warga yang berada di sekitarnya.

BPBD mencatat di Kota Bogor, banjir melanda delapan desa dan tiga kecamatan, delapan rumah terendam.

Sementara di Kabupaten Bogor, banjir melanda 13 desa di tujuh kecamatan. Selain itu, ada juga longsor pada 13 desa di delapan kecamatan

Secara total di Kabupaten Bogor, banjir merendam 257 rumah dan memberikan dampak pada 260 Kepala Keluarga dan 988 jiwa. Terdapat dua kepala keluarga dan delapan jiwa mengungsi dan dilaporkan satu korban hilang.

Bupati Bogor Rudy Susmanto pun sempat mengunjungi lokasi kejadian dan menemui beberapa korban di lokasi pengungsian, Senin (3/3/2025) dini hari, sekaligus menyerahkan bantuan dan memastikan ketersediaan dapur umum untuk masyarakat.

0 comments

    Leave a Reply