Susi Kritik KKB yang Perjuangkan Kemerdekaan dengan Rampas Kemerdekaan Orang Lain | IVoox Indonesia

July 4, 2025

Susi Kritik KKB yang Perjuangkan Kemerdekaan dengan Rampas Kemerdekaan Orang Lain

antarafoto-konferensi-pers-terkait-penyanderaan-pilot-susi-air-di-papua-01032023
Pemilik Susi Air Susi Pudjiastuti (kiri) dan Kuasa Hukum Susi Air Donal Fariz (kanan) menyampaikan keterangan terkait pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens saat konferensi pers di Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023). Susi Pudjiastuti meminta maaf atas kejadian pembakaran dan penyanderaan pilot Susi Air yang berdampak kepada terhentinya 40 persen operasional penerbangan di Papua dan berharap kelompok penyandera bisa membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

IVOOX.id, Jakarta – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens demi perjuangan kemerdekaan Papua Barat. Namun hal itu dinilai Bos Susi Air, Susi Pudjiastuti sebagai sesuatu yang kontradiktif.

Susi mengatakan tindakan KKB memperjuangkan kemerdekaan dengan cara merebut hak kemerdekaan milik orang lain justru tidak bijak.

"Sebagai (pendapat) pribadi memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang itu bukan cara yang bijak tentunya," kata Susi saat konferensi pers di Jakarta Timur, Rabu.

Susi pun mengaku tak habis pikir dengan tindakan yang dilakukan oleh KKB di Papua, sehingga imbas-nya turut menimpa masyarakat Papua secara keseluruhan.

"Untuk saya pribadi apa yang terjadi ini adalah hal yang sangat-sangat tidak kita harapkan, dan kita tak habis pikir," ujarnya dilansir Antara.

Akibag tinsiden itu mobilitas masyarakat di Papua kini menjadi sulit. Operasional penerbangan pesawat Susi Air yang kerap menjadi andalan transportasi di wilayah pegunungan itu menjadi terganggu.

"Kehadiran Susi Air sangat signifikan di Papua dan saat ini dengan kejadian ini tentu mengagetkan kami, menyedihkan, kami juga tidak habis pikir," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa Susi Air telah melayani penerbangan di Papua sejak 2006 lalu dengan rata-rata 60-100 penerbangan setiap harinya melalui pesawat jenis caravan dan pilatus porter.

"Dari satu pesawat, dua pesawat, sampai 22 pesawat terbang di Papua," imbuhnya.

Susi mengatakan sejak tahun 2012, Susi Air mendapat kontrak perintis dari pemerintah dengan subsidi untuk melayani rute perintis di wilayah Papua karena maskapai pesawat yang ada sebelumnya tidak lagi beroperasi.

"Rute perintis itu adalah rute yang ditentukan oleh pemerintah untuk diterbangi dan 65 persen disubsidi pemerintah, jadi tiket-nya tiket murah Rp250 ribu saja kita jual sebagian dibayar pemerintah kepada kami," ungkapnya.

Selain mobilitas yang terganggu, Susi menyebut masyarakat Papua juga kehilangan pemenuhan hak-hak kebutuhan dasarnya, karena distribusi logistik menjadi terkendala akibat terganggunya operasional penerbangan pesawat Susi Air.

"Karena kita juga mengangkut bahan bakar, mengangkut makanan, mengangkut segala macam yang dibutuhkan, membawa yang sakit dapat pengobatan, membawa program-program pemerintah untuk kemajuan masyarakat Papua," ujarnya.

Sebagai pendiri/pemilik maskapai penerbangan Susi Air, ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua karena terganggunya mobilitas dan distribusi logistik sebagai imbas penyanderaan pilot Philip Mark Mehrtens oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Selebihnya saya sebagai founder dan pemilik Susi Air minta maaf ke Masyarakat Papua, Pemda, dan pengguna Susi Air di Papua yang sekarang ini jadi terganggu karena 70 persen dari penerbangan porter kita jadi berhenti sekarang," kata Susi.

0 comments

    Leave a Reply