Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Melambat di Triwulan III 2025 | IVoox Indonesia

November 1, 2025

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Melambat di Triwulan III 2025

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso usai menghadiri acara Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (26/5/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa) (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

IVOOX.id – Berdasarkan hasil survei perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan III 2025 tumbuh positif meski sedikit melambat dari triwulan II. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan III yang lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 82,33 persen, lebih rendah dari SBT 85,22 persen pada triwulan II 2025 namun lebih tinggi dari SBT 80,64 persen pada triwulan III 2024," kata Denny dalam siaran pers dikutip Rabu (22/10/2025).

Menurut Denny standar penyaluran kredit pada triwulan III 2025 diindikasikan lebih berhati-hati dibandingkan triwulan II 2025, tecermin dari Indeks Lending Standard (ILS) untuk keseluruhan jenis kredit yang positif sebesar 5,78.

Kebijakan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati antara lain terdapat pada aspek persyaratan administrasi, agunan, biaya persetujuan kredit, plafon kredit, dan jangka waktu kredit.

Lebih lanjut ia menyampaikan pada triwulan IV 2025, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat dengan nilai SBT sebesar 96,40 persen. Pada triwulan IV 2025, standar penyaluran kredit diprakirakan lebih longgar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dengan ILS sebesar -5,95.

"Responden memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2025 tetap tumbuh. Kondisi tersebut antara lain ditopang oleh prospek kondisi ekonomi dan moneter yang tetap baik serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit," katanya. 

0 comments

    Leave a Reply