Summarecon Realisasikan Penjualan Pemasaran Rp3 Triliun pada 2016 | IVoox Indonesia

May 13, 2025

Summarecon Realisasikan Penjualan Pemasaran Rp3 Triliun pada 2016

summarecon01

iVOOXid, Jakarta – PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan penjualan pemasaran (marketing sales) bernilai Rp3 triliun pada 2016. Nilai penjualan pemasaran sebesar itu berasal dari lima lokasi pengembangan, yaitu di Serpong, Bandung, Bekasi, Karawang dan Summarecon Kelapa Gading.

“Mayoritas penjualan pemasaran kami berasal dari lokasi pengembangan di Serpong, Provinsi Banten, yaitu mencapai sekitar Rp1,62 triliun, atau sekitar 54% dari total penjualan pemasaran kami pada 2016,” ujar Adrianto P. Adhi, Direktur Utama SMRA, dalam acara konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Kelapa Gading Club, Jakarta Utara, Kamis (15/06/2017).

Adrianto mengemukakan, setelah sukses mengembangkan Summarecon Kelapa Gading di Jakarta Utara, maka perseroan sejak 1993 mulai mengembangkan kawasan kota terpadu di Serpong, bernama Summarecon Serpong. Pada proyek ini, perseroan memiliki izin pengembangan lahan seluas 750 hektar (ha).

“Hingga kini, pengembangan kawasan kota terpadu di Serpong tersebut masih terus berlanjut dan diharapkan dapat menopang kinerja usaha perseroan kedepan,” tukas Adrianto.

Adrianto juga menuturkan, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp5,4 triliun pada 2016, atau turun 4% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan tersebut mengakibatkan laba bersih SMRA tergerus hingga 43% menjadi Rp600 miliar pada 2016 dibandingkan pada tahun sebelumnya.

“Penurunan pendapatan disebabkan oleh penyusutan penjualan yang kami alami. Hal itu terjadi seiring dengan ketidakpastian ekonomi dan politik, baik domestik maupun global, sehingga mendorong konsumen untuk menunda konsumsi dan investasi, khususnya investasi di sektor properti,” papar Adrianto.

Meski demikian, menurut Adrianto, manajemen SMRA optimistis bahwa hasil penjualan pada 2017 akan lebih baik. Hal itu dikarenakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini yang diperkirakan akan berada kisaran 5-5,4% dengan laju inflasi antara 3-3,2%. Disamping itu, kesuksesan program Tax Amnesty, penurunan tingkat suku bunga acuan BI 7-day repo rate dan pelonggaran kebijakan kredit melalui peningkatan rasio LTV akan membuat akses pembiayaan properti menjadi lebih terjangkau,” pungkasnya.[abr]

0 comments

    Leave a Reply