Sudah Disuntik BI Hampir Rp700T dan Suku Bunga Acuan Turun 3,75%, Bunga Kredit Masih Mahal

IVOOX.id, Jakarta - Sangat wajar apabila Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo kecewa berat dengan perbankan nasional. Saat ini, BI sudah banyak memberikan relaksasi suku bunga acuan. Di kala pandemi COVID-19, rendahnya suku bunga acuan diharapkan segera direspons perbankan dengan menurunkan suku bunga kredit. Sehingga berdampak kepada sektor usaha khususnya UMKM.
Ternyata, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Kredit perbankan ternyata malah macet alias tidak bergerak. Musababnya antara lain karena bunga kredit masih tinggi alias mahal. Sehingga pengusaha enggan memanfaatkan kredit bank untuk mendukung bisnisnya. "Bank Indonesia memandang bahwa penurunan suku bunga kredit perbankan berjalan lambat," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo ketika mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI edisi Desember 2020 secara virtual di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam rapat dewan gubernur Bank Indonesia atau RDG BI Desember 2020, ditetapkan untuk menahan laju suku bunga acuan atai BI-7 Days Reserve Repo Rate (BI-7DRRR) di level 3,75%. Demikian pula suku bunga deposit facility tetap 3%, dan suku bunga lending facility 4,5%.
Informasi saja, keputuan BI mematok suku bunga acuan sebesar 3,75% ini, merupakan terendah sepanjang sejarah. Selain itu, total penurunan suku bunga acuan sejak Desember 2019 hingga Desember 2020, mencapai 125 basis poin.
Tak berhenti di situ, BI telah melakukan injeksi likuiditas ke perbankan. Data per 15 Desember 2020, suntikan BI ke perbankan mencapai Rp694,9 triliun. Terdiri atas penurunan giro wajib minimum (GWM) Rp155 triliun dan ekspansi moneter Rp524,07 triliun.
Seketika, likuiditas perbankan menjadi longgar dan melimpah. Seharusnya, dampak dari kedua faktor tadi yakni penurunan suku bunga acuan dan likuiditas kuat, perbankan berani menurunkan suku bunga kreditnya.
Dan, bank sentral mencatat kebijakan moneter itu berkontribusi mendorong penurunan suku bunga deposito menjadi 4,74 persen pada November 2020 dari sebelumnya 4,93 persen pada Oktober 2020.
Sementara itu, suku bunga kredit modal kerja juga turun menjadi 9,32 persen pada November 2020 dari 9,38 persen pada Oktober 2020. Selain likuiditas yang melimpah di perbankan dan suku bunga acuan yang terendah sepanjang sejarah, lanjut dia, suku bunga pasar uang antarbank (PUAB) overnight juga rata-rata rendah mencapai 3,2%. "Namun, penurunan suku bunga kredit perbankan khususnya untuk modal kerja hanya mencapai 0,06 persen," ujar Perry.

0 comments