Stimulus Fiskal AS Sedikit Membantu, Bursa Asia Pasifik Bervariasi | IVoox Indonesia

May 15, 2025

Stimulus Fiskal AS Sedikit Membantu, Bursa Asia Pasifik Bervariasi

bursa korea

IVOOX.id, Tokyo - Bursa saham di Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu (18/3) pagi karena saham-saham di Wall Street bangkit kembali semalam karena harapan stimulus karena negara itu bergulat dengan wabah coronanvirus.

Pasar Australia memimpin penurunan di antara pasar utama di kawasan itu, dengan S & P / ASX 200 menurun 4,67% karena sebagian besar sektor jatuh.

Di Jepang, saham tetap di wilayah positif karena Nikkei 225 naik 1,47% sedangkan indeks Topix bertambah 2,17%.

Ekspor Jepang turun 1% pada Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data sementara yang dirilis oleh Kementerian Keuangan negara itu pada hari Rabu. Itu dibandingkan dengan penurunan 4,3% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

Saham China Daratan naik lebih tinggi pada awal perdagangan, dengan komposit Shanghai naik 0,69% dan komponen Shenzhen naik sekitar 1,4%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,45%.

Kospi Korea Selatan tergelincir 0,5%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,59% lebih rendah.

Perkembangan seputar wabah global coronavirus cenderung terus mendominasi sentimen investor pada hari Rabu.

Gedung Putih sedang mempertimbangkan paket stimulus fiskal yang bernilai antara $ 850 miliar hingga lebih dari $ 1 triliun, yang sebagian di antaranya dapat mencakup pembayaran langsung ke Amerika, kata sumber yang mengetahui masalah itu kepada CNBC.

Pemerintah di seluruh dunia telah mengambil langkah drastis karena mereka berupaya memperlambat penyebaran virus, dengan negara-negara anggota Uni Eropa sepakat untuk menutup perbatasan eksternal UE dengan sebagian besar orang dari negara lain selama 30 hari. Di Asia, Malaysia akan menutup perbatasan, sekolah, dan sebagian besar bisnisnya dari hari Rabu hingga 31 Maret.

Secara global, lebih dari 190.000 telah terinfeksi oleh coronavirus sementara setidaknya 7.894 nyawa telah melayang, menurut John Hopkins University.(CNBC)

0 comments

    Leave a Reply