Stapac Jakarta Meretas Sejarah di C’Tra Arena Bandung | IVoox Indonesia

May 24, 2025

Stapac Jakarta Meretas Sejarah di C’Tra Arena Bandung

stapac

 

IVOOX.id, Bandung - GOR C'Tra Arena Bandung bakal menggelar laga kedua final IBL 2018-2019, pada Sabtu (23/3) malam, yang kembali mempertemukan Stapac Jakarta dengan Satria Muda Pertamina.

Stapac saat ini memegang keunggulan 1-0 atas Satria Muda setelah mempecundangi lawannya itu di kandangnya sendiri, GOR BritAma Arena, Jakarta, dengan skor kemenangan 79-68, pada Kamis (21/3) lalu.

Jika Stapac berhasil memenangi laga kedua, tim yang kini dinakhodai oleh pelatih Giedrius Zibenas itu bakal menahbiskan diri sebagai juara IBL 2018-2019.

Sebaliknya, kalau Satria Muda yang meraih kemenangan, mereka akan menyamakan kedudukan final menjadi 1-1 dan memaksakan laga ketiga digelar di C'Tra Arena pada Minggu (24/3).

Kedudukan 1-0 praktis menjadi modal kuat bagi Stapac menyongsong laga kedua, setelah mereka membuktikan bahwa tak harus tampil di arena yang berstatus kandang pribadi untuk meraih kemenangan atas seterunya tersebut.

Publik Bandung, dalam beberapa tahun terakhir hanya diwakili tim "penggembira" liga karena prestasi tak seberapa Garuda Bandung maupun setelah mereka bertransformasi menjadi Prawira Bandung sejak musim ini.

Namun, Sabtu ini mereka berkesempatan untuk menjadi saksi sebuah tengara bersejarah baik itu keberhasilan Stapac meraih gelar juara lewat kemenangan dua laga langsung ataupun momentum kebangkitan Satria Muda dalam upayanya menegaskan status juara bertahan.

"Stapac ingin mencapai final karena sudah empat tahun lamanya mereka absen dari final. Itu yang dikatakan manajemen tim kepada saya ketika saya mendarat di Indonesia," kata Zibenas selepas memimpin sesi latihan di C'Tra Arena pada Jumat (22/3) petang sehari jelang laga kedua final.

Jelas sudah, pelatih asal Lithuania itu sudah mampu melunasi target yang dibebankan kepadanya ketika ia menerima pekerjaan di Stapac.

Namun, tentu saja, sebagai seorang atlet dan insan olahraga, semangat bersaing adalah salah satu syarat untuk bisa meninggalkan catatan berwujud prestasi.

Hal itu, diakui juga oleh Zibenas yang mengamini bahwa ia sendiri tentu ingin mendapatkan hasil maksimal bagi Stapac di musim debutnya melatih klub IBL.

"Buat saya pribadi maupun para atlet pasti ingin mendapatkan hasil tertinggi. Wajar bagi setiap atlet maupun insan olahraga," ujarnya.

Sebelum memperoleh kemenangan di markas Satria Muda dalam laga pertama final, Zibenas sebetulnya sudah memiliki modal yang tak kalah mentereng.

Sepanjang musim reguler, Stapac jadi tim yang hampir sempurna karena memiliki torehan 17 kemenangan dalam 18 pertandingan. Satu-satunya kekalahan mereka derita di laga pembuka musim, yang kala itu boleh jadi terpengaruh juga akibat absennya tiga pilar yakni Abraham Damar Grahita, Agassi Goantara dan Kaleb Ramot Gemilang.

Belum lagi kala itu Stapac belum mendapatkan pemain asing yang klop dengan pola permainan arahan Zibenas.

Kini ketiga nama di atas bukan saja sukses membantu Stapac mencapai final, tapi mendapatkan penghargaan atas capaian pribadi masing-masing. Agassi dinobatkan sebagai Debutan (Rookie) Terbaik, Abraham Pemain Cadangan (Sixthman) Terbaik dan Kaleb sebagai Pemain Terbaik (MVP) untuk IBL 2018-2019.

Bukan saja tiga orang itu, Widyantaputra Teja yang menjadi salah satu andalan Gibenas selama mengarungi musim ini juga menyabet gelar sebagai Pemain Paling Meningkat IBL 2018-2019.

Modal catatan hampir sempurna, pilar sarat penghargaan personal dan keunggulan 1-0, berpadu dengan kehadiran dua pemain asing Stapac yang sejauh ini berkontribusi penuh yakni Savon Goodman dan Kendal Yancy.

Semua modal itu tentu bakal membesarkan peluang Gibi --demikian sapaan akrab ZIbenas-- melampaui target yang dibebankan Stapac kepadanya.

Bukan saja ambisi pemilik sekaligus manajer Stapac Irawan Haryono untuk kembali mencapai final setelah empat musim absen bisa tercapai, tetapi juga berakhirnya puasa gelar juara mereka yang berusia serupa. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply