Standard Chartered Fokus Ke Digitalisasi Perbankan | IVoox Indonesia

May 5, 2025

Standard Chartered Fokus Ke Digitalisasi Perbankan

standartchartereddder

iVOOXid, Jakarta - Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) mengakui akan lebih fokus ke digitalisasi perbankan dalam menapaki bisnisnya di tahun ke depannya. Salah satu strateginya adalah melalui layanan yang baru saja berjalan Sistem Kliring Nasional (SKN) Bank Indonesia Generasi II.

Hal tersebut dilakukan guna mengerek perolehan fee based income (FBI) lebih baik lagi. Peningkatan FBI juga akan dibarengi dengan menyusutnya biaya transaksi dan juga cost of funds dari layanan anyar tersebut.

"Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan fee based income dapat mencapai single digit. "Ini kan masih baru, masih perlu sosialisasi dan juga adaptasi," ucap Country Head of Transaction Banking Standard Charered Bank Indonesia Michael Sugirin ‎di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Meskipun tergolong konservatif, dia menyebutkan, bahwa dalam beberapa tahun ke depan jumlah transaksi dari layanan SKN BI G II akan bertumbuh secara double digit. Berkaca pada laporan bulanan perseroan periode Maret 2017, patut diduga digenjotnya pos fee based income perusahaan bertujuan untuk mengompensasi lesunya penyaluran kredit.

Per Maret 2017 pos pendapatan nonbunga yang didapatkan dari komisi/provisi/fee dan administrasi bertumbuh sekitar 20,67 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp324,4 miliar dari posisi sebelumnya Rp268,81 miliar. Sedangkan untuk kredit, berdasarkan laporan bulanan perseroan, nilai kredit Standard Chartered Indonesia mengalami penyusutan sebesar 6,51 persen menjadi Rp24,03 triliun dari posisi sebelumnya Rp25,7 triliun.

Turunnya penyaluran kredit perseroan berimbas pada perolehan pendapatan bunga bersih yang juga tercatat turun 18,71 persen menjadi Rp505,65 miliar, bandingkan dengan pendapatan bunga bersih di Maret 2016 yang sebesar Rp622,08 miliar.

Capaian tersebut ikut menarik jatuh keuntungan perseroan ke angka Rp108,79 miliar dari sebelumnya Rp170,62 miliar atau susut 36,23 persen.[ava]

0 comments

    Leave a Reply