April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Sri Mulyani Optimistis Rupiah Rp15 Ribu/Dolar Tak Masalah Bagi Perbankan dan Dunia Usaha

IVOOX.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini sektor perbankan dan dunia usaha di Tanah Air masih cukup kuat untuk merespons dan menyesuaikan keadaan dengan nilai tukar rupiah yang mencapai titik psikologis baru Rp15.000 per dolar AS.

"Kita lihat dari `capital adeqequacy ratio`-nya mereka, dilihat dari non performing loan mereka, dilihat dari lending rate mereka, semuanya sampai dengan bulan Oktober ini, dan tampaknya (mereka bisa ) menyesuaikan dengan (kurs) Rp15.000 secara cukup baik," kata Sri Mulyani kepada pers di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (2/10).

Pihaknya, kata Sri Mulyani, bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Menko Perekonomian terus melihat perkembangan rupiah, yang tentunya juga akan direspons para pelaku ekonomi. "Di satu sisi, kita akan melihat terus indikator-indikator yang menopang perekonomian kita. Umpamanya, kalau dari sisi perbankan, apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan nilai 15.000 ini," katanya.

Ia juga melihat dari sektor riil di mana pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III diperkirakan cukup tinggi. "Kemarin (September) inflasi mengalami penurunan, (bahkan) deflasi dan pertumbuhan dikontribusikan dari sektor konsumsi dan investasi, dan pada tingkat tertentu adalah ekspor dan belanja pemerintah yang saya sampaikan tumbuh 8 persen, yang bisa memberikan kontribusi yang bagus," paparnya.

Demikian juga dari sisi kestabilan secara umum, kata dia, tentu Bank Indonesia akan terus mengelola nilai tukar rupiah sehingga bisa mengawal perekonomian dan menyesuaikan dengan tingkat ekuilibrium baru. "Kita tentu semua berharap dan terus akan menjaga dengan menggunakan instrumen yang ada," katanya, dikutip Antara.

Ia mengatakan, pihaknya akan menggunakan instrumen APBN, fiskal dalam menjaga perekonomian, baik dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, meningkatkan stabilitas dan juga melindungi kelompok masyarakat yang paling rawan.

"Saya melihat ini suatu tingkat yang harus kita lihat secara seksama, namun juga saya harus melihat penyesuaian terhadap level normalisasi dari kebijakan moneter Amerika yang berdampak terhadap rupiah, bisa berjalan cukup baik," katanya.

Ia berharap penyesuaian ini bisa muncul dengan tetap indikator-indikator perekonomian terjaga secara baik.

0 comments

    Leave a Reply