Setwapres : Butuh Komitmen Penuh Tingkatkan Kapasitas Guru PAUD | IVoox Indonesia

July 8, 2025

Setwapres : Butuh Komitmen Penuh Tingkatkan Kapasitas Guru PAUD

IMG-20200923-WA0070

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah daerah dan Pemerintah Desa diminta berkomitmen penuh dalam meningkatkan kapasitas guru pendidikan anak usia dini (PAUD). Pasalnya, fakta di lapangan kualitas guru PAUD masih terbilang sangat rendah.

Ini harus menjadi perhatian kita semua. Terlebih PAUD punya peran penting dalam penanganan anak kerdil atau stunting,” ungkap Plt Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden, Betty Manurung dalam Webinar Sosialisasi Kebijakan Layanan PAUD terhadap Percepatan Pencegahan Stunting di Jakarta, Rabu (23/9).

Webinar yang dibuka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tersebut diikuti ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Hadir sebagai pembicara, Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Bunda PAUD Pamekasan, dan Kepala Desa Pendes Klaten Jateng.

Betty mengatakan, peningkatan kapasitas guru PAUD memerlukan komitmen kepala daerah dan kepala desa. Termasuk diantaranya organisasi mitra seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) dan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). Dukungan kebijakan dan anggaran yang memadai sangat diperlukan untuk mendidik dan melatih para guru PAUD agar sensitif gizi sehingga program percepatan pencegahan Stunting lebih maksimal.

Menurut Betty, masa perkembangan anak usia dini merupakan periode emas pertumbuhan otak anak. Dimasa tersebut, milyaran sel saraf dalam otak saling menyambung untuk membentuk kecerdasan. Untuk itu perlu diberikan stimulasi yang tepat pada anak usia dini agar berpengaruh positif pada tumbuh kembang anak, baik dari aspek fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional.

“Perlu dipahami, bahwa stunting bukan hanya soal fisik anak, tetapi juga tumbuh kembang otak sehingga kualitas pendidik PAUD sebagai ujung tombak harus dioptimalkan,” imbuhnya.

Terlebih, lanjut Betty, berdasarkan hasil penelitian diketahui kontribusi intervensi stunting dari intervensi spesifik yang terkait dengan intervensi kesehatan sebesar 30 persen sedangkan 70 persen berasal dari gizi sensitif, yang termasuk di dalamnya adalah stimulasi dini pada anak.

“Pekerjaan rumah kita bersama saat ini adalah bagaimana agar tenaga pendidik PAUD sensitif gizi sehingga mampu mendorong stimulasi dalam upaya penanganan stunting, baik terkait pola makan, pola asuh dan pola sanitasi," ujarnya.

Betty menyebut, bahwa peningkatan kompetensi tenaga pendidik PAUD dalam upaya penanganan stunting dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan kelas pengasuhan dengan sasaran prioritas terhadap rumah tangga yang mempunyai Ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-2 tahun atau Rumah Tangga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Nah, melalui peningkatan kapasitas ini diharapkan pendidik PAUD akan mampu memahami stunting, dan dapat berperan aktif dalam penanggulangan stunting. Karena, jika salah penanganan pada 1.000 HPK maka anak tersebut berpotensi stunting. Kegiatan ini tetap harus terus berjalan di masa pandemic sesuai dengan protokol Kesehatan,” terangnya.

Betty menambahkan, Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia turun hingga 14 persen ditahun 2024. Angka tersebut, lanjut dia, mampu dicapai jika peran PAUD dapat lebih dioptimalkan.

"Dampak jangka panjang stunting mengancam banyak sektor. Tidak hanya dari sisi kesehatan, namun juga ekonomi dan daya saing global. Maka dari itu peran PAUD harus dioptimalkan sehingga grafik tumbuh kembang anak Indonesia meningkat,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam sambutannya mengatakan, persoalan stunting bukan sekedar masalah kesehatan dan gizi buruk tapi juga persoalan kemanusian yang membutuhkan komitmen banyak pihak. Menurutnya, PAUD merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan SDM sepanjang hayat.

“Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak. Investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi. Tumbuh kembang anak pada usia dini menentukan kehidupan mereka selanjutnya,”tuturnya.

Kemendikbud, kata Nadiem, menempatkan penanggulangan stunting sebagai salah satu program utama. Pada jenjang PAUD, pihaknya berupaya mendorong terciptanya PAUD holistik integratif. Keberadaan PAUD holistik integratif yang dikerjakan bersama Pemda dan sejumlah Lembaga ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting.

Upaya lainnya, lanjut Nadiem adalah dengan meningkatkan kualitas dan kompetensi guru PAUD. Mengingat tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi dan mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh, maupun sanitasi.

“Ikhtiar kita bersama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang unggul akan penuh dengan tantangan. Untuk itu saya mengajak semua pihak mengambil peran. Terus terlibat dan melibatkan lebih banyak lagi pihak,” pungkas Nadiem.

0 comments

    Leave a Reply