October 9, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Serangan Siber Ransomware [3]: Penyerang Minta Tebusan Rp 131 Miliar

IVOOX.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa gangguan yang terjadi di Pusat Data Nasional (PDN) disebabkan oleh serangan siber. Pelaku serangan menggunakan malware ransomware terbaru dan meminta tebusan sebesar 8 juta Dolar AS, setara Rp 131 miliar. 

Kepala BSSN, Hinsa Siburian, menjelaskan bahwa serangan tersebut menggunakan ransomware Brain Cipher, yang merupakan pengembangan terbaru dari ransomware LockBit 3.0. "Ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware LockBit 3.0. Jadi memang ransomware ini kan dikembangkan terus. Jadi ini adalah yang terbaru yang setelah kita lihat dari sampel yang sudah dilakukan sementara oleh forensik dari BSSN," katanya dalam konferensi pers di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (24/6/2024).

Hinsa menjelaskan bahwa BSSN, Kemenkominfo, dan Telkomsigma masih terus berupaya memulihkan seluruh layanan, termasuk memecahkan enkripsi yang membuat data di PDN tidak bisa diakses.

"Mereka meminta tebusan 8 juta Dolar AS, ya sekian," ujarnya.

Telkomsigma, sebagai pengelola PDN, bekerja sama dengan pemerintah dan otoritas di dalam dan luar negeri, masih melakukan penyelidikan atas tindakan penyanderaan data ini.

"Jadi belum bisa dijabarkan lebih detail lagi," kata Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan.

Data Center yang diserang adalah Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang digunakan sambil menunggu rampungnya pembangunan Pusat Data Nasional permanen. PDNS terletak di dua lokasi, yaitu Jakarta dan Surabaya, keduanya dikelola oleh Telkom Sigma. Serangan terjadi pada PDNS yang berlokasi di Surabaya.

"Jadi karena kebutuhan untuk proses bisnis, proses jalannya pemerintahan, maka dibuatlah oleh Kominfo, pusat data sementara, yang ada di Jakarta maupun yang ada di Surabaya," kata Hinsa.

Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Pangerapan, membeberkan dampak serangan tersebut. Sebanyak 210 instansi terdampak, baik dari pusat maupun daerah. Namun, pelayanan instansi yang menggunakan data PDN berangsur pulih. Instansi yang terdampak telah merelokasi data mereka di PDNS.

"Dari data terdampak 210 instansi dari, baik pusat maupun daerah. Yang sudah up itu tadi imigrasi melakukan relokasi menyalakan layanannya," ujar Semuel.

"LKPP SIKaP sudah on, Marves punya layanan perizinan event sudah on, kota Kediri sudah on, yang lain dalam progres," ujarnya.

Upaya pemulihan masih berjalan dan diharapkan layanan akan segera kembali normal sepenuhnya.

0 comments

    Leave a Reply