KGI Sekuritas Indonesia
Sepekan Ke Depan, IHSG Masih Tertekan Tren Pelemahan Rupiah

IVOOX.id, Jakarta - Analis PT KGI Sekuritas Indonesia, Yuganur Wijanarko, memperkirakan IHSG pada perdagangan sepekan ke depan masih akan tertekan tren depresiasi rupiah terhadap dolar AS, meski di akhir pekan ini rupiah mampu menguat 39 poin ke level Rp14.166/US$ (Kurs Tengah Bank Indonesia).
" Efek pelemahan rupiah telah menurunkan tingkat imbal hasil pemodal asing yang berinvestasi di aset berisiko rupiah dalam bentuk saham dan obligasi, sehingga laju IHSG mengikuti tren depresiasi rupiah. Kami melihat masih banyak masalah di dalam negeri dan luar negeri yang akan dihadapi oleh Indonesia, sehingga downtrend IHSG akan bertahan ke depan," kata Yuganur di Jakarta, Minggu (27/5).
Dia mengatakan, pergerakan rupiah merosot ke level terendah selama 28 bulan terakhir dan investor asing pun melepas lebih dari US$2,2 miliar saham dan obligasi sejak awal April 2018.
Intervensi BI, lanjutnya, dengan melepas miliaran dolar AS dari cadangan devisa untuk menghentikan pelemahan rupiah, terlihat tidak memiliki efek positif. Buktinya, rupiah terus melemah selama tiga bulan terakir dari PR13.100 hingga Rp14.100.
Di pihak lain, keputusan Federal Reserve AS yang menaikkan bunga secara bertahap sejak akhir 2015, karena penguatan ekonomi AS dan pasar kerja yang berkembang positif, maka pasar keuangan mulai gerah dengan inflasi dan biaya pinjaman. "Kenaikan obligasi US Treasury tenor sepuluh tahun ke level 3.2 persen untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir, akhirnya mengurangi minat investor pada aset berisiko di negara berkembang, seperti Indonesia," papar dia.
Sebelumnya, daya tarik dari investasi di aset berisiko emerging market, karena hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pasar berkembang, seperti Amerika, Jepang dan Eropa. "Namun, setelah spread makin tipis versus obligasi US Treasury sepuluh tahun, maka asing melakukan aksi jual. Negara kita merupakan salah satu di pasar berkembang Asia yang menjalankan defisit current account, selain India dan Filipina," ujarnya.
Yuganur mengatakan, roda perekonomian Indonesia masih bergantung pada arus masuk dana asing (capital inflow) untuk membiayai kebutuhan impor. "Istilahnya, kita membiayai pertumbuhan dengan utang."
Dengan potensi penurunan lanjutan pada laju IHSG sepekan ke depan, Yuganur merekomendasikan empat saham berikut:
1. UNVR dengan target profit taking di kisaran Rp49.700-50.700 yang memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp46.600 dan Rp46.100, disarankan cut-loss pada posisi Rp45.700.
2. UNTR dengan target profit taking di kisaran Rp38.775-39.775 yang memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp36.650 dan Rp35.850, disarankan cut-loss pada posisi Rp35.100.
3. LSIP dengan target profit taking di kisaran Rp1.320-1.420 yang memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp1.225 dan Rp1.195, disarankan cut-loss pada posisi Rp1.155.
4. BNGA dengan target profit taking di kisaran Rp1.125-1.175 yang memiliki dua arah masuk pembelian di level Rp1.025 dan Rp995, disarankan cut-loss pada posisi Rp965.

0 comments