Sepekan ke Depan, IHSG Cenderung Melemah | IVoox Indonesia

April 27, 2025

Sepekan ke Depan, IHSG Cenderung Melemah

IHSG2

IVOOX.id, Jakarta - Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan IHSG sepekan ke depan berpeluang terkonsolidasi dan cenderung melemah setelah penguatan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

"Kami perkirakan IHSG akan bergerak dengan support di level 5.324 sampai 5.218 dan resistance di level 5.400 sampai 5.450," ujar Hans dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8).

Hans menjabarkan, ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan, mulai dari perubahan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed hingga perkembangan penanganan Covid-19 di dalam negeri.

Untuk diketahui, Gubernur The Fed telah menyampaikan arah kebijakan The Fed yang menargetkan inflasi 2 persen. Artinya, The Fed baru akan menaikkan tingkat suku bunga saat inflasi mencapai 2 persen.Hal ini memberikan sinyal rezim suku bunga rendah akan berlangsung lama karena sejak krisis 2008, inflasi AS sulit mencapai 2 persen.

"Pasar saham dan obligasi cenderung positif jangka panjang karena harapan bunga yang rendah dan stimulus yang terus diberikan dimasa yang akan datang bahkan ketika ekonomi sudah pulih dari pandemi Covid 19," jelas Hans.

Di sisi lain, ketegangan Amerika Serikat dan China terlihat belum akan berakhir. Setelah kedua Negara melanjutkan pembicaraan masalah perdagangan kedua Negara sekarang timbul masalah “hukuman” China terkait laut China Selatan.

Baca Juga : 10 Saham Top Gainers 24-28 Agustus 2020, Bentoel (RMBA) Jadi Kampiun

Masalah Laut China Selatan timbul setelah China melakukan uji coba peluru kendali di daerah tersebut. Sejumlah pejabat dan perusahaan China sudah dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) akibat dituduh terlibat dalam 'penumpukan' militer di wilayah perairan tersebut.

"Hal ini sentimen negatif bagi pasar keuangan," tutur Hans.

Dari dalam negeri, Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan perpanjangan PSBB transisi. Hal ini mendorong kemungkinan besar ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga mengalami kontraksi dan memperbesar peluang resesi, yaitu kontraksi dua kuartal secara berturut-turut.

Menurut Hans, upaya pemerintah pusat mendorong pertumbuhan ekonomi di semester kedua sangat diapresiasi pelaku pasar keuangan.

Pemerintah pusat agresif melakukan belanja pemerintah dan mengucurkan bantuan pada masyarakat dan UMKM, dunia usaha atau korporasi. Pemerintah juga akan kembali mendorong proyek infrastruktur di semester kedua ini.

"Ini menimbulkan harapan pertumbuhan ekonomi di Kuartal ke 4 akan kembali positif," tukas Hans.

0 comments

    Leave a Reply