Sepekan ke Depan IHSG Bakal Terkonsolidasi Melemah: Anugerah Investama | IVoox Indonesia

May 7, 2025

Sepekan ke Depan IHSG Bakal Terkonsolidasi Melemah: Anugerah Investama

IHSG2

IVOOX.id, Jakarta - Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan IHSG sepekan ke depan akan bergerak melemah ditandai dengan berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri.

“IHSG kami perkirakan selama seminggu berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5.000 sampai 4.754 dan resistance di level 5.100 sampai 5.187,” tulis Hans dalam publikasi risetnya, Minggu (20/9).

Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) wilayah Jakarta selama sepekan memang dianggap lebih longgar dari pemberlakuan PSBB periode pertama sehingga mampu mendorong IHSG naik di awal pekan lalu.

Tetapi dampak PSBB total dianggap tetap akan mengganggu aktivitas bisnis dan perusahaan. Adapun, langkah Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan dianggap sebagai sentimen positif bagi pasar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 kembali mencatatkan surplus sebesar USD2,33 miliar juga diharapkan mampu membuat mata uang rupiah menguat dan lebih stabil kedepannya.

Di sisi lain, pasar saham dunia juga tertekan beberapa sentimen negatif mulai dari valuasi yang mahal, lonjakan kasus covid 19 hingga ketegangan China dan Amerika Serikat.

Ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat dan China yang ditandai dengan rencana pelarangan penggunaan aplikasi pesan WeChat dan aplikasi video TikTok di Amerika Serikat menjadi sentimen negatif bagi pasar.

Sementara, koreksi pada sebagian saham teknologi di bursa Amerika Serikat juga masih menjadi penekan pergerakan pasar. Tercatat, sudah hampir dua pekan saham-saham teknologi mengalami tekanan akibat kekhawatiran valuasi yang terlalu tinggi.

“Koreksi yang terjadi di saham teknologi dan indeks dunia kami nilai wajar akibat kenaikan yang terjadi. Ketika ekonomi tidak pulih sesuai harapan maka pasar saham sangat mungkin terkoreksi,” sambungnya.

Adapun, Inggris juga dilaporkan sedang mempertimbangkan penguncian nasional baru atau lockdown. Sehingga, saham-saham terkait travel, banking dan otomotif lagi-lagi mengalami tekanan seiring dengan kenaikan kasus infeksi virus baru dan rencana pembatasan baru di beberapa negara di kawasan Eropa.

‘Hal ini menghidupkan kembali kekhawatiran dampak pandemi pada pemulihan ekonomi yang baru mulai tampak setelah pelonggaran lockdown,” tutupnya.

0 comments

    Leave a Reply