Selain Pademi Covid-19 dan Daya Beli Menurun, MAP Group PHK'kan Ribuan Karyawan

IVOOX.id, Jakarta - Sejumlah industri terpuruk akibat COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Pandemi tersebut juga berimbas pada salah satu industri ritel fesyen MAP Group yang menaungi jarinhan toko pakaian, SOGO.
Lantaran pandemi, MAP Group yang menaungi SOGO, Seibu hingga Galeries Lafayette dikabarkan melakukan PHK terhadap 2.500 karyawannya.
Namun, selain akibat pandemi COVID-19 yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan SOGO terpuruk.
Nielsen menganalisa adanya pergeseran pola aktivitas dari masyarakat.
Menurut Nielsen, sebelum memasuki pandemi COVID-19 aktivitas membeli baju, sepatu maupun kunjungan ke ritel fesyen sangat besar, bahkan masuk ke dalam 5 besar top 5 activities plan to do jika pergi ke mal.
“Sekarang kebiasaan konsumen berubah. Kalau biasa ke mal mereka beli barang-barang kebutuhan dasar. Baru kebutuhan refreshing. Jadi perlu waktu bagi konsumen untuk mengubah kebiasaannya,” kata Executive Director Nielsen Indonesia Wiwi Sasongko.
Sebelum pandemi, kata Wiwi, belanja barang fesyen menempati posisi keempat dengan angka 67%. Berada di bawah tiga aktivitas lain, yakni makan di restoran cepat saji dengan 79%, kemudian membeli minuman seperti bubble tea dan kopi dan pergi ke bioskop dengan masing-masing-masing di angka 71%.
Namun, setelah adanya pandemi COVID-19, ada perubahan yang cukup signifikan. Misalnya daya beli masyarakat mulai beralih kepada kebutuhan kesehatan, adapun pembelian fesyen anyar menurun jadi 61%.
“Yang berhubungan dengan memanjakan diri sudah menurun. Yakni indulgence dan personal care,” ujar Wiwi.
Perubahan pola masyarakat ini, lanjut Wiwi, diyakini menjadi penyebab ritel fesyen megap-megap, termasuk terdampak bagi MAP Group.
Brand yang sudah dikenal dengan produk-produk berkelas ini dikabarkan melakukan PHK terhadap 2500 pekerjanya.
Sementara itu, Ketua Bidang Hukum Serikat Pekerja Industri Ritel Indonesia Onny Assad mengatakan, di SOGO sebanyak 2.500 karyawan sudah mendapatkan potongan gaji sepihak.
“Di Sogo sendiri ada 2.500 yang dipotong gajinya. Yang dirumahkan untuk dirancang PHK ada sekitar 300 orang. Itu jumlah hanya SOGO saja untuk MAP Group mungkin lebih besar lagi,” ujarnya.
Manajemen SOGO, kata Onny, juga menyurati karyawan untuk secara “sukarela” mengajukan PHK kepada perusahaan dengan imbalan 1 kali PMTK.
“Alasan pandemi COVID-19 ini terkadang digunakan oleh pengusaha secara sepihak tanpa membicarakannya dan persetujuan karyawan dan atau Serikat Pekerja yang ada, sehingga terlihat bahwa apa yang dilakukan oleh management melampaui dan melanggar peraturan Tenaga Kerja,” tegasnya.
Adapun pihak MAP Group sampai saat ini belum merespons konfirmasi dari CNBC Indonesia terkait hal tersebut.

0 comments