Sektor Perumahan Jadi Stimulus Pertumbuhan Ekonomi
IVOOX.id, Jakarta - Sektor perumahan dipercaya pemerintah sebagai salah satu sektor yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi. Pasalnya sektor ini mempunyai 174 industri terkait yang berdampak besar bagi bergeraknya ekonomi masyarakat.
Dengan peran yang cukup besar tersebut, tidak heran jika pemerintah memberikan stimulus bagi sektor perumahan khususnya rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program stimulus dari pemerintah digulirkan sebagai dampak antisipasi wabah virus corona terhadap pertumbuhan perekonomian.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan mengucurkan anggaran Rp1,5 triliun untuk perumahan dengan rincian Rp800 miliar berupa subsidi bunga dan Rp700 miliar berupa subsidi uang muka.
“Jadi tentu dengan demikian, dari jumlah penyaluran KPR 330.000 unit, eksisting FLPP sebanyak 88.000, dan BP2BT 67.000 unit, sehingga ada tambahan sebanyak 175.000 unit dan ini dilaksanakan oleh bank umum maupun kementerian PUPR,” katanya di Kantor Presiden, Selasa (25/2/2020).
Sementara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, dari Rp1,5 triliun anggaran untuk stimulus perumahan, sebesar Rp 800 miliar untuk subsidi selisih bunga selama 10 tahun. Dimana bunga yang dibayar konsumen hanya 5%. “Sementara Rp700 miliar untuk bantuan uang muka perumahan,” ungkapnya.
Sri Mulyani menjelaskan, dengan tambahan Rp1,5 triliun ini, maka akan ada tambahan 175.000 unit rumah baru yang bisa dibangun. Sehingga total penyaluran KPR untuk masyarakat berpendapatan rendah adalah sebesar 330.000 unit rumah tahun ini.
“Karena sektor perumahan ini memiliki 174 sektor yang terkait, kita berharap kenaikan jumlah unit yang dibangun akan menciptakan dampak positif ke sektor yang berkaitan dengan perumahan,” katanya.
Stimulus pemerintah ke sektor perumahan tentu menjadi berkah tersendiri bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Selain itu, stimulus ini merupakan pengakuan pemerintah bahwa sektor pembiayaan perumahan yang selama ini menjadi fokus bisnis utama perseroan sangat besar perannya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menkeu memastikan tambahan subsidi ini akan disalurkan melalui lembaga keuangan seperti BTN pada bulan Maret 2020 mendatang. "Subsidi ini akan diinjeksikan melalui lembaga kuuangan terutama BTN pada Maret, sehingga mereka bisa mengestimasi peningkatan demand akibat adanya subsidi bunga dan uang muka tersebut," tegas Sri Mulyani.
Penegasan Menkeu tersebut diamini oleh Direktur Utama BTN Pahala N Mansury. Dia memastikan perseroan akan mendapatkan kuota kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi tambahan dari pemerintah. Adapun skemanya melalui penyaluran subsidi selisih bunga (SSB).
”Nominal fixed belum ada, masih menunggu dari keputusan penambahan kuota bersubsidi. Beberapa kali sudah dirapatkan kantor Kemenko, Kementerian Keuangan jadi kelihatan sudah mendekati final,” ujar Pahala.
Menurut Pahala, meski belum mendapatkan keputusan final, namun diperkirakan jumlah kuota KPR subsidi dalam bentus SSB lebih dari 100.000 unit rumah. Dia berharap adanya tambahan kuota tersebut khususnya untuk rumah yang sudah jadi dan tambahan rumah akan membuat pertumbuhan rumah bersubsidi sedikit lebih baik.
Sementara Direktur Finance, Planning & Treasury BTN Nixon LP Napitulu menambahkan, dijadikannya sektor perumahan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi dikarenakan sektor ini berimbas pada 174 industri turunannya. Jika seseorang membeli rumah, maka biasanya juga akan membeli kebutuhan untuk rumah seperti barang elektronik, gordyn, meja, tempat tidur dan lain sebagainya. “Jadi sektor perumahan sangat menyentuh banyak industri, sehingga pemerintah memberikan stimulus yang cukup besar,” tambahnya.
Memang harus diakui, peran BTN dalam Program Sejuta Rumah tak bisa tergantikan. Sejak Program Sejuta Rumah digulirkan pada tahun 2015 oleh Presiden Jokowi, peran BTN sangatlah dominan dalam menyukseskan program tersebut. Meski dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membagi kuota penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) kepada perbankan lainnya, namun peran BTN masih sangat dominan.
BTN selalu menjadi penguasa pasar untuk KPR subsidi bahkan angkanya melebihi 91%. Data dari Kementerian PUPR membuktikan betapa besarnya peran BTN dalam menyukseskan program sejuta rumah.
Jika selama 2015 hingga akhir 2019 pembangunan program sejuta rumah mencapai 4.800.170. Dalam periode yang sama BTN telah menyalurkan KPR baik subsidi maupun nonsubsidi sebanyak 3,1 juta unit. Adapun perinciannya tahun 2015 mencapai 474.099 unit dari target 431.000 unit, tahun 2016 mencapai 595.540 unit dari target 570.000 unit, kemudian pada 2017 realisasinya sebesar 667.321 unit dari target 666.000 unit. Selanjutnya pada 2018 mencapai 757.159 unit dari target 750.000 unit dan pada tahun 2019 hingga akhir Desember 2019 telah mencapai 735.000 unit.
“Tahun 2020, kami tetap berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat model bisnis yang inovatif dengan mengoptimalkan big data analytic sehingga kekuatan BTN di KPR bisa ikut mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi, serta fee based income,”pungkas Pahala.

0 comments