Sekjen PBB Peringatkan Risiko Serius Peningkatan Eskalasi akibat Penyeranta Meledak di Lebanon | IVoox Indonesia

May 18, 2025

Sekjen PBB Peringatkan Risiko Serius Peningkatan Eskalasi akibat Penyeranta Meledak di Lebanon

Sekjen PBB Antonio-Guterres
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sangat prihatin atas ledakan mematikan yang disebabkan oleh perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon dan Suriah, pada Selasa dan Rabu (17-18/9/2024). / ANTARA/Anadolu/py

IVOOX.id – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Rabu memperingatkan "risiko serius peningkatan eskalasi" di Lebanon setelah serangkaian ledakan penyeranta (pager).

"Saya pikir apa yang terjadi sangat serius, tidak hanya karena jumlah korban yang ditimbulkan, tetapi juga karena adanya indikasi bahwa peristiwa ini dipicu," kata Guterres kepada para wartawan, dikutip dari Antara, Rabu (18/9/2024).

Pernyataannya ini muncul sehari setelah sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak, tewas dan ribuan lainnya terluka saat penyeranta milik anggota Hizbullah meledak di seluruh Lebanon.

Kelompok Hizbullah Lebanon memastikan bahwa sedikitnya dua anggotanya tewas dan banyak yang terluka dalam ledakan tersebut, serta menuding Israel bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.

"Karena jelas bahwa logika di balik meledakkan semua perangkat ini adalah sebagai langkah serangan pencegahan sebelum operasi militer besar. Jadi, sama pentingnya dengan kejadian itu sendiri adalah indikasi bahwa peristiwa ini mengonfirmasi adanya risiko serius peningkatan eskalasi di Lebanon, dan segala sesuatu harus dilakukan untuk mencegah eskalasi tersebut," kata Guterres.

Ledakan penyeranta ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan mematikan Tel Aviv di Jalur Gaza.

Terpisah, Rusia mengutuk keras beberapa ledakan pager atau penyeranta elektronik di Lebanon yang menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai banyak lainnya dan menyebut kejadian itu sebagai tindakan perang hibrida lainnya.

“Kami menganggap insiden ini sebagai tindakan perang hibrida melawan Lebanon yang telah berdampak pada ribuan orang tak berdosa,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan, Rabu (18/9/2024), dikutip dari Antara.

Rusia, lanjutnya, mengutuk keras serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dan warganya yang merupakan pelanggaran berat terhadap kedaulatannya dan merupakan tantangan serius terhadap hukum internasional dengan menggunakan senjata non-konvensional.

Zakharova mengatakan bahwa para penyelenggara serangan itu dengan sengaja berupaya memicu konfrontasi bersenjata skala besar dan berupaya memprovokasi perang besar di Timur Tengah.

Dia lebih lanjut mengatakan tindakan tidak bertanggung jawab tersebut mempunyai konsekuensi yang sangat berbahaya karena semakin meningkatkan ketegangan di wilayah perbatasan Israel-Lebanon.

Pejabat Rusia itu turut menekankan pentingnya penyelidikan komprehensif untuk membawa pelaku ke pengadilan sehingga aksi terorisme lainnya tidak terselubung, seperti yang coba dilakukan negara-negara Barat dengan penyelidikan ledakan pipa gas Nord Stream pada 2022 lalu.

Dirinya menambahkan bahwa Rusia menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk menjauh dan menahan diri dari langkah-langkah yang akan semakin mengacaukan situasi militer-politik di Timur Tengah.

Sementara, Pentagon pada Selasa (17/9/2024) menyatakan tidak ada keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam ledakan alat penyeranta (pager) mematikan di sejumlah wilayah di Lebanon.

"Sejauh yang saya tahu, tidak ada keterlibatan AS sama sekali dalam hal ini. Sekali lagi, ini adalah sesuatu yang sedang kami pantau," kata juru bicara Angkatan Udara, Mayor Jenderal Pat Ryder, kepada wartawan ketika ditanya apakah AS terlibat dalam ledakan tersebut, dikutip dari Antara.

"Mengenai laporan serangan ini ... saya tidak memiliki informasi yang dapat diberikan terkait hal tersebut, jelas ini adalah sesuatu yang terus kami pantau, tetapi tidak ada informasi yang bisa saya sampaikan," kata Ryder.

Kelompok Hizbullah di Lebanon menuduh Israel bertanggung jawab penuh atas ledakan nirkabel tersebut dan bersumpah akan melakukan "pembalasan yang adil dari tempat-tempat yang tak terduga" terhadap Tel Aviv.

Tidak ada komentar langsung dari pihak Israel.

Duta Besar Iran jadi Korban Penyeranta Meledak

Mengutip Antara, Duta Besar Iran di Beirut, Mojtabi Amani, dilaporkan terluka dalam ledakan masal perangkat komunikasi genggam (pager) di Lebanon pada Selasa (17/9/2024), menurut televisi negara tersebut.

Media Iran melaporkan bahwa duta besar tersebut dibawa ke rumah sakit di Beirut setelah mengalami cedera ringan akibat ledakan tersebut.

Mojtabi menyatakan dalam sebuah unggahan di akun X, bahwa istrinya juga mengalami cedera ringan dalam ledakan itu.

Dua pegawai kedutaan juga dilaporkan terluka akibat ledakan tersebut, menurut laporan media Lebanon.

Ratusan orang, termasuk beberapa anggota Hizbullah, terluka pada dini hari Selasa ketika perangkat pager meledak di ibu kota Beirut dan beberapa daerah lainnya di Lebanon.

Laporan media lokal menyebutkan bahwa perangkat tersebut meledak setelah terjadinya peretasan sistem komunikasi oleh Israel.

Kementerian Kesehatan Lebanon mendesak semua warga yang memiliki perangkat pager komunikasi untuk segera membuangnya.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel, sementara Tel Aviv juga menyerang tiada henti Jalur Gaza.

Serangan brutal ini telah menewaskan lebih dari 41.200 orang di Gaza sejak Oktober lalu menyusul serangan Hamas.

0 comments

    Leave a Reply