Sekjen Gerindra Sebut Tantangan Bangsa Kedepan adalah Pragmatisme | IVoox Indonesia

May 11, 2025

Sekjen Gerindra Sebut Tantangan Bangsa Kedepan adalah Pragmatisme

Sekjen-Gerindra-Muzani-1
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani pada acara Konsolidasi Partai Gerindra Dapil III Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (09/07/2023). Ahmad Muzani menyatakan, Partai Gerindra sejauh ini masih belum dapat menentukan terkait Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan diusung untuk menemani Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres), pada Pemilu 2024 mendatang, Muzani mengharapkan kepada para kontestan Partai Politik maupun Kader untuk tetap menjaga marwah persatuan demi menjaga stabilitas kenegaraan selama terlaksananya Pemilu. IVOOX/Denny Arya

IVOOX.id - Ahmad Muzani Sekjen Partai Gerindra menyebut untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia adalah dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan nasionalisme serta mengesampingkan pragmatisme.

"Pragmatisme adalah tantangan utama bangsa kita. Banyak anak muda yang ingin cepat menikmati hasil tanpa melalui proses yang panjang," kata Muzani dari keterangan pers yang diterima Ivoox.id. Selasa (21/5/2024).

Ia membahas peran strategis umat Islam dalam pembangunan bangsa di bawah kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Muzani menegaskan bahwa seorang pemimpin memiliki dua tugas utama yang harus dilaksanakan.

“Pertama adalah menjaga agama. Kedua, menjaga rasa aman dan kepentingan publik dengan memberi makan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya,” ujarnya

Muzani menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat plural dengan keberagaman yang tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila.

“Persatuan dan kesatuan adalah syarat dan kunci utama menuju pembangunan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” tambahnya.

Kemuddian ia mengulas sejarah, Muzani menyebutkan bahwa sejak zaman kemerdekaan hingga Orde Lama dan Orde Baru, para pemimpin bangsa Indonesia selalu memiliki semangat persatuan yang kuat.

"Agresi militer Belanda dan Inggris pada November usai Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya 17 Agustus 1945 menunjukkan upaya untuk menggagalkan kemerdekaan Indonesia yang terus terjadi hingga era reformasi," katanya.

Muzani juga menyoroti pentingnya pengorbanan pribadi oleh para pemimpin untuk mencapai persatuan.

“Pak Prabowo menyadari bahwa negeri ini akan bersatu jika para pemimpinnya bersatu. Harus ada pengorbanan perasaan pribadi, ketersinggungan, agenda pribadi, bahkan harga diri untuk bisa bersatu,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa Prabowo Subianto pernah menerima cemooh dan makian dari pendukungnya ketika memutuskan bersatu dengan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 lalu. "Bersatu adalah syarat mutlak untuk negara ini menjadi negara besar dan maju. Dengan persatuan dan kesatuan, Indonesia kuat dan dihormati dunia,” pungkasnya.

0 comments

    Leave a Reply