Sejumlah Wilayah di Sumatera Dilanda Kebakaran Hutan

IVOOX.id – Sejumlah wilayah di Sumatera dilanda kebakaran hutan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh memastikan sekitar sembilan hektare lahan milik masyarakat di daerah setempat, hingga saat ini sudah terbakar.
“Sebagian wilayah masih dilakukan pemadaman, sebagian lahan di lokasi lain masih terus diupayakan pemadaman,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Aceh Barat Teuku Ronal Nehdiansyah, di Meulaboh, Selasa (8/7/2025), dikutip dari Antara.
Adapun lahan yang saat ini tercatat telah terbakar di Kabupaten Aceh Barat, di antaranya di Kecamatan Johan Pahlawan seluas enam hektare (Ha), terdiri atas Desa Lapang lebih kurang 3 Ha, Ujong Beurasok Lapang sekitar 1 Ha, serta di Desa Suak Rayalebih kurang 2 Ha.
Kemudian di Desa Karang Hampa, Kecamatan Arongan Lambalek luas lahan yang terbakar sekitar dua hektare, serta di Desa Mon Pasong, Kecamatan Woyla Barat seluas satu hektare.
Teuku Ronal mengatakan sulitnya sumber air menjadi salah satu kendala dalam melakukan upaya pemadaman ke lokasi kebakaran lahan.
Kemudian sulitnya akses jalan ke lokasi kebakaran, juga menjadi kendala yang dihadapi petugas di lapangan.
“Namun, upaya pemadaman api tetap dilakukan,” katanya.
Sebagai upaya memudahkan upaya pemadaman api, BPBD Aceh Barat juga mengerahkan sejumlah armada pemadam kebakaran terdiri atas satu unit armada D-Max, satu unit armada armada 010 Mako BPBD Aceh Barat.
Kemudian satu unit armada Panther pick up, satu unit mesin kohler, serta satu unit mesin excel.
Adapun unsur yang terlibat melakukan pemadaman di antaranya petugas dari Mako BPBD Aceh Barat, petugas Damkar Pos Arongan Lambalek, petugas Damkar Pos Woyla, prajurit TNI dari Koramil Johan Pahlawan.
Kemudian Personel Polsek Johan Pahlawan, prajurit TNI dari Koramil Arongan Lambalek, personel Polsek Arongan lambalek serta masyarakat di sekitar lokasi kebakaran lahan, demikian Teuku Ronal.
Sementara, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara mencatat tiga daerah di provinsi itu dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan laporan tersebut merupakan data yang diterima Pusdalops PB Sumut
"Upaya dan penanganan telah dilakukan tiga pemerintah daerah setempat bersama pemangku kebijakan terkait," kata Sri Wahyuni, di Medan, Selasa (8/7/2025), dikutip dari Antarta.
Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut, tiga daerah yang dilanda karhutla tersebut yakni Kabupaten Simalungun, Kabupaten Samosir dan Kabupaten Nias Utara.
Pusdalops menyebut karhutla di Kabupaten Simalungun terjadi pada (6/7) di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Sedangkan, karhutla di Kabupaten Samosir terjadi di dua kecamatan yakni Kecamatan Sianjur Mula-mula dan Kecamatan Harian Boho.
Sementara, karhutla di Nias Utara terjadi pada (2/7/2025) di Kecamatan Lehewa Timur Desa Muzoi.
Luas hutan dan lahan yang terdampak akibat karhutla di Kabupaten Simalungun, berdasarkan laporan Pusdalops Sumut sekitar 1,5 hektare dengan jenis tanah vulkanik (andisol), topografo perbukitan dan lembah, serta vegetasi hutan lindung sibatu loting.
Sedangkan untuk jumlah pengungsi, korban luka-luka dan meninggal dunia tercatat nihil.
Kondisi terkini, Pusdalops mencatat beberapa titik api sudah padam dan masih tahap penangan pemerintah daerah setempat.
Sedangkan, luas hutan dan lahan yang terdampak akibat karhutla di Kabupaten Samosir masih dalam tahap pendataan.
Berdasarkan laporan Pusdalops jumlah pengungsi, korban luka-luka dan meninggal dunia juga nihil.
Jenis tanah, tanah litosol, podsolik dan regosol. Topografi perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian bervariasi. Vegetasi hutan perbukitan dengan berbagi jenis pohon.
Kondisi terkini, api sudah berhasil dipadamkan, tetapi tetap melakukan pemantauan titik api termasuk titik api yang baru
Sedangkan, Pusdalops Sumut mencatat luas hutan dan lahan yang terdampak akibat karhutla di Kabupaten Nias Utara sekitar 10 hektare.
Jumlah pengungsi, korban luka-luka dan meninggal dunia juga nihil.
Terpisah, Kepolisian Daerah Riau menetapkan 24 tersangka pelaku kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan dari 27 perkara itu selama Januari hingga awal Juli 2025 yang sebagian besar petani membuka lahan sawit.
“Dari 27 perkara, empat sudah kami limpahkan ke kejaksaan, sementara sisanya masih dalam proses penyidikan,” kata Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Pol Ade Kuncoro di Pekanbaru, Selasa (8/7/2025).
Sebaran kasus karhutla tersebut meliputi hampir seluruh kabupaten/kota di Riau, seperti Kepolisian Resor Bengkalis dengan dua perkara, Polres Indragiri Hilir (2), Polres Rokan Hilir (3), Polres Kampar (2), dan Polres Pelalawan (2).
Untuk Polres Kuantan Singingi satu perkara, Polres Rokan Hulu (2), Polres Indragiri Hulu (2) dan Polres Dumai (1). Total luas lahan yang terbakar dalam seluruh kasus ini mencapai 68 hektare.
Kombes Ade menyatakan pihaknya menerapkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta pasal 187 dan 188 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembakaran yang membahayakan umum, sebagai upaya memberi efek jera.
“Selain UU Lingkungan Hidup, pasal di KUHP juga kami gunakan sebagai lapisan hukum tambahan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menegaskan tidak akan pandang bulu dalam penegakan hukum kasus pengrusakan hutan. Penegakan hukum kehutanan bukan hanya soal menindak pelaku, tapi juga upaya menyelamatkan hutan dari kerusakan permanen.
Irjen Herry menyampaikan pihaknya bersama pemerintah daerah terus menggencarkan penanaman pohon dan mendorong masyarakat menjadikan kegiatan tersebut sebagai kebiasaan sehari-hari. Saat ini, Pemda dan DPRD juga sedang merumuskan peraturan daerah untuk memperkuat kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan.
“Pencegahan jauh lebih penting. Kami mengajak seluruh masyarakat peduli lingkungan dan patuh terhadap aturan,” tukas Herry.

0 comments