Rupiah Merosot, Sri Mulyani yakinkan Dunia Usaha | IVoox Indonesia

May 13, 2025

Rupiah Merosot, Sri Mulyani yakinkan Dunia Usaha

1
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati (Foto: Istimewa)

IVOOX.id, Jakarta - Pada Jumat malam (11/5/2018), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati  mengundang lebih dari 40 institusi baik dari dunia usaha maupun dari analis, guna memberikan penjelasan mengenai perkembangan ekonomi terkini.

Salah satunya terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat  yang terjadi dalam beberapa hari terakhir yang tembus hingga Rp14.080/dollar AS.

"Saya undang lebih dari 40 institusi. Tujuannya berikan update perkembangan ekonomi terkini di sektor keuangan, capital market dan surat berharga untuk memberikan keyakinan dan untuk jaga stabilitas dari ekonomi," katanya di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta. 

Ani mengatakan, respons yang disampaikan para pengusaha yang hadir dalam pertemuan tersebut pun cukup baik. Para pengusaha sependapat dengan pemerintah bahwa seluruh gejolak yang terjadi saat ini murni berasal dari luar Indonesia. Sementara perekonomian Indonesia sendiri diyakini tidak ada masalah.

"Seluruh gejolak yang terjadi saat ini purely di luar Indonesia. Jadi sebetulnya mengenai ekonomi Indonesia sendiri dan policy di Indonesia sendiri enggak ada yang dijadikan sebagai pemicu dan mereka masih memiliki optimisme terhadap policy pemerintah dan kinerja ekonomi," imbuh dia.

Ani menjabarkan, gejolak yang terjadi dari luar negeri ini dipicu oleh rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate).

"Maupun ada yang mereka pegang short dalam bentuk dolar dan unwining, yang menyebabkan reposisi atau komposisi dari portfolionya yang kemudian menimbulkan eksposure terhadap indonesia, termasuk aset klas yang dipegang oleh mereka," tuturnya.

Sementara itu Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, dalam pertemuan tersebut terlihat jelas bahwa pengusaha sependapat fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan baik. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1/2018 yang tumbuh 5,06% dan tertinggi di pola musiman pertama sejak 2015.

"Kita sama-sama berkesepahaman bahwa yang ada adalah tantangan terutama siklus peningkatan suku bunga AS, meningkatnya harga minyak dunia, dan menguatnya risiko geo politik sebagai akibat dari menguatnya tensi dagang AS-Tiongkok, dan pembatalan kesepakatan nuklir AS-Iran yang membuat dolar menguat terhadap seluruh mata uang dunia," paparnya.

"Jadi ekonomi kita baik, kita punya optimisme Indonesia adalah negara yang akan masuk kondisi normal yang baru. Dan Indonesia adalah negara dengan status investment grade bahkan satu notch di atas investment grade yang terendah," tegas Sri Mulyani.

0 comments

    Leave a Reply