Rupiah Menyusut, BNI Kurangi Kredit Valas
IVOOX.id, Jakarta - Pada saat nilai tukar rupiah yang menyentuh Rp14.000 per USD, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mulai membatasi penyaluran kredit valuta asing (valas) terhadap debitur untuk mencegah dampak dari selisih kurs yang bisa meningkatkan rasio kredit bermasalah.
Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menerangkan, saat ini perseroan terus mencermati kecukupan liabilitas non rupiah. Selain itu, perseroan juga hanya memberikan kredit valas kepada korporasi yang memperoleh pendapatan dalam bentuk valas.
“Untuk debitur yang revenuenya itu rupiah kami berikan rupiah saja. Untuk yang revenuenya valas kami berikan valas,” ujar Baiquni di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Di tempat yang sama, Direktur Treasuri dan Internasional BNI Rico Budidarmo menambahkan, BNI saat ini tidak terlalu jor-joran dalam memberikan kredit valas. Perseroan meminta kepada debitur untuk mematuhi ketentuan lindung nilai (hedging) agar terhindar dari kerugian selisih kurs.
“Debitur valas komposisinya dijaga 15-17 persen. Net open position dari BNI kami coba jaga di bawah 2-3 persen dari biasanya 1-2 persen untuk menghindari BNI terekspos risiko kurs,” jelas dia.
Di sisi lain, Bank Indonesia juga mengakui sentimen ekonomi global kembali menekan rupiah lebih di perdagangan hari ini, dibanding sepanjang pekan lalu.
Bank Sentral melihat Senin ini, dolar AS kembali menguat terhadap seluruh mata uang termasuk rupiah. (ava)
0 comments