May 7, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Cuitan Trump Membuat Geram OPEC

IVOOX.id, Jakarta - Para produsen minyak kini tengah geram terhadap cuitan Presiden AS Donald Trump selama beberapa minggu terakhir, Senin (23/4), yang menyebutkan bahwa akan menyerang negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia.

Dalam sebuah tweet yang dikirim selama pertemuan penting antara produsen minyak yang dipimpin Saudi dan Rusia pada Jumat (20/4), Trump mengkritik OPEC karena "secara artifisial" menaikkan harga. Dia juga memperingatkan kartel minyak bahwa tindakannya "tidak baik" dan "tidak akan diterima" oleh Gedung Putih.

"Dia jelas menyalahkan OPEC dan bergegas untuk meyakinkan rakyat Amerika bahwa situasi tidak akan ditoleransi," Tamas Varga, analis PVM Oil Associates, mengatakan dalam sebuah catatan penelitian pada hari Senin (23/4).

"Apakah pandangannya akan memiliki dampak jangka panjang pada harga masih harus dilihat, tetapi sekarang menjadi rutinitas harian bagi pedagang minyak dan keuangan untuk memulai hari mereka dengan memeriksa dengan ketat tweet-tweet Donald Trump."

'Pasar harus menentukan harga'

Harga minyak telah melonjak lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir, mencapai level tertingginya sejak akhir 2014 pada hari Kamis. Bersamaan dengan Rusia dan mitra sekutu lainnya, Arab Saudi telah memimpin upaya untuk mengekang produksi dalam upaya untuk mencoba mengangkat minyak mentah berjangka.

Ledakan Trump yang tak terduga mendorong kedua benchmark minyak - West Texas Intermediate (WTI) AS dan Brent yang diperdagangkan secara global - jatuh sekitar 1 persen.

Beberapa produsen minyak mentah terbesar dunia menegaskan kembali komitmen mereka untuk memberlakukan kontrol pasokan pada pertemuan di Jeddah, Arab Saudi minggu lalu. Keputusan itu muncul di tengah laporan, Riyadh akan senang melihat harga minyak melonjak setinggi $ 100 per barel untuk meningkatkan penawaran umum perdana perusahaan minyak negara itu, Saudi Aramco.

Ketika diminta untuk mengomentari tweet Trump yang menyerang kartel pada hari Jumat, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada CNBC: "Pasar harus menentukan harga."

Media sosial pertama

Kenaikan tajam dalam produksi minyak dari ladang serpihan AS pada awal dekade secara dramatis meningkatkan pasokan minyak global. Namun, pada awal 2016, harga telah jatuh di bawah $ 30 per barel. Sebagai tanggapan, gembong OPEC Arab Saudi dan anggota non-OPEC Rusia mempelopori upaya internasional untuk mencoba dan membersihkan pasokan global yang bergantung pada harapan untuk mendukung harga.[dra]

0 comments

    Leave a Reply