Ribuan Umat Buddha Kirab dari Candi Mendut menuju Borobudur pada Perayaan Waisak | IVoox Indonesia

May 17, 2025

Ribuan Umat Buddha Kirab dari Candi Mendut menuju Borobudur pada Perayaan Waisak

Para biksu dan umat Buddha kirab dari Candi Mendut menuju Candi Bororobudur pada perayaan Waisak
Para biksu dan umat Buddha kirab dari Candi Mendut menuju Candi Bororobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (12/5/2025). ANTARA/Heru Suyitno

IVOOX.id – Ribuan umat Buddha dan para biksu menjelang detik-detik Waisak 2569 BE, Senin (12/5/2025), pukul 23.25.29 WIB melakukan kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi menyampaikan dalam kirab ini umat antara lain membawa api dharma dari Mrapen, Kabupaten Grobokan dan air berkah dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung.

Api dan air tersebut sebelumnya telah disemayamkan di Candi Mendut. Api dharma telah tiba di Candi Mendut, Sabtu (10/5/2025) dan air berkah Minggu (11/5/2025).

Ia menyampaikan hari ini semua umat Buddha dari berbagai organisasi, majelis agama yang berada di bawah naungan Walubi maupun di luar Walub berkumpul.

"Semuanya banyak sekali yang datang. Mungkin nanti akan bersama-sama memulai prosesi perjalanan dari Mendut menuju Borobudur. Di samping itu pihak panitia sudah mempersiapkan dengan baik urutannya," katanya di Magelang, Senin (12/5/2025), dikutip dari Antara.  

Ia berharap, kirab bisa dilaksanakan dengan baik sesuai aturan, kesepakatan, dan tidak saling mendahului.

Menurut dia, kirab ini bukan perjalanan orang untuk pawai atau kirab seperti para umumnya, akan tetapi ada pesan-pesan keagamaan di dalam perjalanan itu.

"Itulah yang saya harapkan nanti, teman-teman sekalian bisa melakukan perjalanan dengan sebaik-baiknya, penuh dengan kesadaran. Harapan saya, sambil jalan merenungkan tentang kebajikan Buddha, dhamma, dan sangha," katanya.

Menurut dia, kirab Waisak yang dijalankan dengan baik kemungkinan membuat rasa lelah akan hilang, sedangkan hal yang timbul berupa kebahagiaan. 

"Kalau semua itu dijalankan, mungkin rasa lelah itu akan hilang. Tetapi yang timbul adalah kebahagiaan," kata.

Dalam ajaran Buddha, perayaan Tri Suci Waisak dilakukan umat untuk mengenang kelahiran Sang Buddha, Buddha memperoleh pencerahan sempurna di bawah pohon bodi, dan sebagai Sang Buddha wafat.

Umat Budha di Makassar Jalani Ritual Pindapata Waisak

Sementara, ribuan umat Budha turun mengikuti ritual Pindapata dalam rangkaian Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE yang jatuh pada 12 Mei tahun 2025 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (12/5/2025).

Mengutip Antara, kepadatan orang terlihat di Jalan Sulawesi, Kecamatan Wajo, guna mengikuti ritual Pindapata yang merupakan salah satu bagian terpenting dari puncak perayaan Hari Waisak tahun ini.

Ketua Panitia penyelenggara Pindapata Roy Ruslim menjelaskan, tradisi Pindapata adalah ritual dalam ajaran Buddha. Para Bhikkhu (biksu) berjalan kaki disepanjang jalan untuk menerima sedekah selain makanan atau uang maupun kebutuhan pokok diberikan umat.

Tahun ini, tercatat sebanyak 15 biksu datang ke Makassar, Sulsel berasal dari India, Sri Lanka, dan Thailand untuk ambil bagian pada prosesi yang berlangsung dengan penuh ketertiban dan rasa hormat serta berjalan dengan khidmat.

Roy menuturkan, memang sejak tadi Umat Budha telah berkumpul dan berbaris rapi dengan membawa persembahan mereka untuk diberikan kepada biksu.

Umat telah menyiapkan makanan, minuman, hingga kebutuhan sehari-hari. Barang tersebut diserahkan kepada Biksu dengan penuh ketulusan. Tempat atau wadah sedekah dibawa para biksu terisi penuh. Hal ini dinilai, menjadi simbol semangat berbagi dan cinta kasih.

"Kita melakukan Pidapata ini untuk memberikan kesempatan kepada umat berbuat baik, sedekah ke Biksu Sangga (komunitas biksu). Sejak dulu kita lakukan seperti ini semenjak umat Budha hadir di Makassar," paparnya, dikutip dari Antara, Senin (12/5/2025).

Hal menariknya, tidak hanya orang dewasa memberikan sedekah, anak-anak tampak riang dan bergembira ikut memberikan sedekah kepada Biksu karena turut diajak orang tuanya.

"Mereka sengaja diajak orang tuanya agar belajar dan meneladani nilai-nilai kebajikan sejak dini. Bagi Umat Budha, memberikan derma ke biksu menjadi wujud syukur atas pencapaian hidup, serta penghormatan kepada Sangha di perayaan Waisak," katanya.

Perayaan Waisak tahun ini menjadi momen spiritual, sekaligus mempererat semangat persaudaraan, toleransi, dan cinta kasih di tengah masyarakat.

Prosesi Pindapata juga berjalan lancar dengan mendapatkan pengamanan ketat dari aparat kepolisian di sepanjang rute Jalan Sulawesi. Usai Pindapata, perayaan Tri Suci Waisak dilanjutkan dengan Puja Bhakti di Vihara Girinaga, Makassar.

Sebelum puncak perayaan Waisak, Umat Budha telah melaksanakan prosesi malam seribu pelita dengan mengelilingi pohon bodhi suci sebanyak tiga kali sebagai bentuk penghormatan pada Minggu (11/5/2025) malam. Dilanjutkan bersembahyang bersama umat dan para biksu Sangha.

Ratusan umat menggelar persembahyangan puja bakti tersebut dalam menyambut Hari Raya Tri Suci Waisak. Kegiatan yang berlangsung secara khidmat dan diikuti oleh ratusan umat.

"Satu penghormatan dan juga saat melakukan Paradaksina, Umat Budha berdoa. Dan semoga dengan Aditana, kebajikan yang mereka lakukan di Hari Suci Waisak di waktu-waktu lainnya akan seperti cahaya yang menerangi kehidupannya," tutur dia.

0 comments

    Leave a Reply