Ratusan Siswa Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis di Tasikmalaya dan Kota Bandung | IVoox Indonesia

May 9, 2025

Ratusan Siswa Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis di Tasikmalaya dan Kota Bandung

investigasi kepada dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akibat keracunan massal mbg
Petugas Dinas Kesehatan Kota Bandung saat melakukan investigasi kepada dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyalurkan MBG kepada siswa SMP 35 Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025). (ANTARA/Rubby Jovan)

IVOOX.id – Sebanyak 400 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu malam, 30 April 2025. Kejadian serupa terjadi di Kota Bandung sehari sebelumnya, pada Selasa, 29 April 2025. 

Gejala yang dialami para siswa mencakup mual, muntah, pusing, serta diare. Siswa yang terdampak berasal dari taman kanak-kanak hingga tingkat sekolah menengah. Meskipun sebagian besar korban hanya mengalami gejala ringan dan telah diperbolehkan pulang untuk pemulihan di rumah, sembilan siswa masih menjalani perawatan intensif hingga Jumat pagi (2/5/2025) di fasilitas kesehatan setempat.

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan makanan yang disajikan dalam program MBG, yang sejatinya dirancang untuk mendukung asupan gizi pelajar di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyatakan pihaknya langsung menurunkan tim untuk melakukan pengecekan ke lokasi dan berkoordinasi dengan pihak kecamatan guna mencari tahu penyebab kejadian.

“Dari data yang kami peroleh, ada 27 siswa yang sempat dirawat secara medis. Sebagian besar hanya mengeluhkan gejala ringan,” kata Dadan kepada awak media.

Namun demikian, Dadan menegaskan bahwa penyebab pasti keracunan belum bisa disimpulkan karena hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan masih dalam proses. “Kami tidak ingin berspekulasi sebelum ada hasil laboratorium. Sampel makanan sudah dikirim untuk dianalisis,” jelasnya.

Terkait kelanjutan program MBG, Dadan menyatakan hal tersebut bukan dalam lingkup wewenang Dinas Pendidikan. Meski begitu, ia mengakui perlunya evaluasi terhadap pelaksanaan program agar kejadian serupa tidak terulang.

“Program ini punya niat baik, tapi dari sisi implementasi tentu perlu diperbaiki. Prioritas kami sekarang adalah memastikan kondisi para siswa membaik dan melakukan pendataan secara menyeluruh,” katanya.

Pemkot Bandung Perketat Pengawasan Makan Bergizi Gratis

Keracunan massal program Makan Bergizi Gratis juga terjadi di Kota Bandung. Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul insiden keracunan makanan yang dialami ratusan siswa SMP Negeri 35 Bandung.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengaku prihatin dan menyatakan kejadian ini merupakan peringatan agar pengawasan terhadap pelaksanaan MBG diperketat.

“Sebanyak 30 kelas terdampak. Saya langsung koordinasi dengan semua pihak dan mengecek kondisi para pelajar. Ini menjadi peringatan serius agar pelaksanaan MBG diawasi lebih ketat,” kata Farhan di Bandung, Jumat (2/5/2025), dikutip dari Antara.

Menurutnya, insiden ini menjadi pelajaran penting untuk semua pihak, terutama dalam aspek pengawasan bahan makanan, kebersihan, dan operasional MBG.

Meski Pemkot Bandung tidak memiliki kewenangan untuk mengganti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Farhan menegaskan komitmen pemerintah kota untuk memperkuat fungsi pengawasan.

“Kami berharap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan pengawasan dan tindakan tegas terhadap SPPG yang bertugas di Kota Bandung,”

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian melaporkan sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap MBG pada Selasa (29/4/2025).

“Kami lakukan inspeksi kesehatan lingkungan terhadap higienitas dan sanitasi dapur. Kami juga akan memberikan pembinaan kepada para pegawainya,” ujar Anhar, dikutip dari Antara.

Dia menyatakan pihaknya langsung melakukan investigasi ke sekolah untuk pengambilan sampel makanan guna mengetahui penyebab dari keracunan massal.

Anhar memastikan bahwa seluruh siswa yang mengalami gejala kini sudah berada di rumah dan dalam pemantauan pihak puskesmas.

“Alhamdulillah, tidak ada yang dirawat di rumah sakit. Kami juga terus memantau melalui puskesmas dan sekolah,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply