Ramai Isu Vaksin Covid-19 Buatan China Mengandung Babi, Akhirnya Bio Farma Buka Suara | IVoox Indonesia

June 7, 2025

Ramai Isu Vaksin Covid-19 Buatan China Mengandung Babi, Akhirnya Bio Farma Buka Suara

IMG-20200927-WA0013

IVOOX.id, Jakarta - Beredar pesan berantai di tengah masyarakat yang menyebut jika salah satu bahan yang digunakan untuk membuat vaksin corona (Covid-19) adalah babi.

Di dalam pesan tersebut juga mengatakan bahwa vaksin yang berasal dari China merupakan bagian dari sindikat perdagangan gelap internasional.

Pesan berantai tersebut mengatasnamakan Relawan Pribumi dan Santri masyarakat menolak vaksinasi virus corona.

Faktanya, vaksin Sinovac buatan China tidak mengandung gelatin babi. Hal ini dipastikan oleh Bio Farma dan saat ini vaksin Sinovac sedang diproses setifikasi halalnya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sinovac Biotech Ltd. selaku perusahaan pembuat vaksin sudah membuat surat pernyataan yang telah diterima oleh PT Bio Farma. Surat tersebut berisi jika vaksin yang diproduksi tidak mengandung unsur babi.

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan pernyataan tersebut saat video conference dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kamis tanggal 27 Agustus 2020.

Sinovac menjamin bahan baku yang digunakan bebas dari kandungan gelatin babi (porcine).

“Kami sudah mendapatkan statement letter [surat pernyataan] dari Sinovac, kalau mereka menyatakan bahwa bahan baku yang diproduksi mereka itu tidak mengandung Porcine,” katanya.

Vaksin corona sendiri sedang dalam proses sertifikasi halal dari MUI. Melansir dari website resmi MUI, vaksin sudah memasuki uji coba tahap ketiga.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin juga meminta kepada MUI untuk segera menyiapkan fatwa terkait vaksin Covid-19.

Menurutnya, fatwa MUI terkait vaksin corona sangat penting karena dinilai bisa memberi jawaban mengenai permasalahan yang terjadi dari sudut pandang hukum Islam.

Hingga saat ini Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) baru melakukan komunikasi dan kesepakatan awal dengan pihak Bio Farma.

Komunikasi tersebut mengenai prosedur dan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam sertifikasi halal vaksin Covid-19.

“Kami sampai saat ini memang baru diskusi dan membuat kesepakatan dengan Bio Farma untuk menyampaikan informasi secara terbuka sebagaimana standar audit kami, sedangkan untuk hasil akhirnya nanti disampaikan ke Komisi Fatwa MUI,” jelasnya.

0 comments

    Leave a Reply