Puskapol UI dan Algoritma Research Bahas Ancaman Terhadap Demokrasi di Indonesia
IVOOX.id – Puskapol UI bekerja sama dengan Algoritma Research and Consulting menyelenggarakan diskusi publik bertajuk "Ancaman terhadap Demokrasi di Indonesia: Belajar dari Pengalaman Negara-negara Asia Tenggara" pada Rabu (5/9/2025). Acara yang digelar di Auditorium Mochtar Riady, Kampus FISIP UI, ini dihadiri oleh akademisi, jurnalis, mahasiswa, serta masyarakat umum.
Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, dalam sambutannya menyoroti pentingnya kesadaran akan ancaman demokrasi di Indonesia. "Demokrasi di Indonesia sedang menghadapi tantangan besar, tidak hanya dari dalam tetapi juga dalam konteks yang lebih luas di kawasan Asia Tenggara. Kita harus belajar dari pengalaman negara-negara tetangga agar bisa memperkuat sistem kita," ujarnya.
Dr. Andreas Ufen, salah satu narasumber dari German Institute Global and Area Studies, menyoroti kemunduran demokrasi di Indonesia. “Indonesia menunjukkan tanda-tanda kemunduran demokrasi (democratic backsliding) melalui pola otoritarianisme yang terlihat selama pemerintahan Presiden Jokowi. Partai-partai politik di Indonesia juga tidak lagi ideologis, ini sangat berbeda dibandingkan negara seperti Jerman,” kata Ufen.
Namun, ia optimis dengan ketahanan demokrasi Indonesia berkat keterlibatan aktif masyarakat sipil.
Dr. Hurriyah dari Puskapol UI menanggapi dengan lebih kritis, menyatakan, "Erosi demokrasi di Indonesia sangat mengkhawatirkan, dan salah satu penyebabnya adalah sebagian tokoh masyarakat sipil yang justru menjadi enabler dalam melemahkan pengawasan terhadap pemerintah." Ia menekankan pentingnya peran masyarakat sipil dalam menjaga demokrasi.
Dr. Fajar Nursahid menambahkan bahwa gerakan masyarakat sipil di Indonesia sedang terfragmentasi. "Banyak aktivis dan intelektual yang ‘berpindah kuadran’ menjadi alat penguasa, menyebabkan lemahnya oposisi dan memberi ruang bagi elite politik untuk bertindak sewenang-wenang,” ujarnya.
Diskusi ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana moderator Teuku Harza Mauludi menegaskan, "Kesadaran generasi muda dan kaum kritis sangat penting dalam menjaga demokrasi. Demokrasi tidak akan kuat tanpa adanya partisipasi politik ideologis dan perbaikan institusi,” ujarnya.

0 comments