Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia | IVoox Indonesia

November 8, 2025

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia/PI (Persero) Rahmad Pribadi
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia/PI (Persero) Rahmad Pribadi (ketiga dari kanan) bersama pemangku kepentingan terkait dalam agenda seremoni groundbreaking soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025). ANTARA/Muhammad Baqir Idrus Alatas.

IVOOX.id – PT Pupuk Indonesia (Persero) mulai membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp 5 triliun dari pendanaan perusahaan tersebut dan perbankan nasional.

Direktur Utama PT PI Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa upaya membangun pabrik soda ash sudah diniatkan sejak tiga dekade yang lalu.

“Ini adalah bagian dari astacita presiden, yaitu hilirisasi. Ini juga menandai 1 tahun dari pemerintahan Prabowo. Kira-kira setahun yang lalu, arahan dari beliau sangat tegas dan jelas untuk terus melanjutkan hilirisasi, memperkuat ketahanan industri,” ujar dia dalam agenda seremoni groundbreaking soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025), dikutip dari Antara.

Pabrik tersebut dibangun untuk mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor soda ash dan hilirisasi produk amoniak sebesar 105 ribu ton per tahun, lalu menurunkan emisi karbondioksida (CO2) melalui penyerapan ekses CO2 sebagai bahan baku soda ash sebesar 174 ribu ton per tahun.

Kemudian juga mendukung ketahanan pangan melalui pemanfaatan ammonium chloride sebagai direct fertilizer (sumber nitrogen) atau campuran bahan baku NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium), serta meningkatkan revenue melalui penjualan soda ash dan ammonium chloride.

Kapasitas produksi pabrik ini yang ditargetkan selesai pada Maret 2028 untuk ammonium chloride dan soda ash masing-masing 300 ribu MTPY (metrik ton per tahun) dengan target pasar domestik maupun ekspor

Untuk infrastruktur gudang, dialokasikan terhadap ammonium chloride dan soda ash masing-masing 20 ribu ton curah, soda ash dan ammonium chloride bag 5.500 ton kantong, dan NaCI (natrium klorida) 50 ribu ton curah.

Adapun total serapan kerja untuk proyek ini yaitu 800 pekerja konstruksi dan 86 pekerja operasional.

Selama ini, Indonesia masih mengimpor soda ash dan ammonium chloride sebesar 100 persen. Misalnya, pemerintah mengimpor 801,67 ribu soda ash dan 312,67 ribu ammonium chloride pada tahun 2024.

Karena itu, diharapkan pembangunan pabrik soda ash pertama ini dapat mensubtitusi impor komoditas tersebut.

“Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton (per tahun) dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6 persen per tahun,” ucap Rahmad.

“Kalau sekarang saja kita impor 1 juta dan Indonesia tidak mulai membangun soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” kata Dirut PT PI.

Begitu pula dengan impor produk samping hasil pabrik soda ash yang masih 100 persen impor, yakni ammonium chloride.

“Jadi, hasil dari sini tidak hanya menggantikan impor soda ash, tapi juga menggantikan impor dari ammonium chloride sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kebun kelapa sawit, ungkap dia.

Rahmad menitipkan pesan kepada Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Gusrizal agar proyek ini dapat dieksekusi dengan baik; sesuai target waktu, kualitas, dan pembiayaan; serta selalu mengedepankan tata kelola maupun keselamatan para pekerja.

“Mudah-mudahan mimpi besar bangsa Indonesia untuk memiliki ketahanan industri yang semakin kuat untuk mengurangi impor menjadi negara yang lebih mandiri, bisa kita capai, dan pupuk Indonesia bersama dengan seluruh anak perusahaannya, kali ini dengan pupuk Kalimantan Timur, bisa memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply