Proyeksi Kenaikan Suku Bunga Fed Tekan Signifikan Rupiah
IVOOX.id, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah, pasca proyeksi kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).
Rupiah ditutup melemah 117 poin atau 0,83 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.238 per dolar AS.
"Dolar AS melonjak setelah Federal Reserve mengajukan proyeksi untuk kenaikan suku bunga pasca pandemi pertama hingga 2023, mengutip situasi kesehatan yang membaik," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, dikutip Antara.
Mayoritas pejabat The Fed memperkirakan setidaknya kenaikan suku bunga 50 basis poin pada 2023, namun para pejabat dalam pernyataannya berjanji untuk menjaga kebijakan tetap mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan pekerjaan yang sedang berlangsung.
Proyeksi menunjukkan prospek lonjakan inflasi pada tahun ini, meskipun kenaikan harga masih digambarkan bersifat sementara. Pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai tujuh persen.
The Fed telah mengakui inflasi meningkat dan ekonomi AS memiliki banyak momentum dan hal itu menunjukkan pergeseran sikap yang jauh lebih ketat atau hawkish dalam rangkaian proyeksi tersebut.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 91,655, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 91,129.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,563 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,569 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.273 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.273 per dolar AS hingga Rp14.368 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.378 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.257 per dolar AS.
0 comments