Program Makan Bergizi Gratis Diklaim Putar Roda Perekonomian, Luhut Sebut Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Bukan Hal yang Mustahil

IVOOX.id – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berhasil meningkatkan perputaran ekonomi di desa-desa. Program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025.
"Uang yang masuk ke desa kini lebih banyak, sehingga aktivitas ekonomi meningkat. Misalnya, banyak warga mulai menanam sayur atau memproduksi bahan pangan lainnya," ujar Luhut dalam konferensi pers di Kantor DEN, Jakarta, Kamis (9/1).
Dengan anggaran sebesar Rp 71 triliun, Luhut optimistis program MBG dapat membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%. Program ini juga diperkuat oleh keberlanjutan dana desa yang telah berjalan sejak lama.
"Dengan kombinasi program makan bergizi gratis dan dana desa, saya yakin target pertumbuhan ekonomi 8% bukan sesuatu yang mustahil. Kita bisa mencapainya," kata Luhut.
Luhut juga menyoroti dampak langsung program ini terhadap anak-anak sekolah, terutama yang sebelumnya hanya mengandalkan uang jajan untuk membeli makanan.
"Banyak anak bilang mereka belum pernah mendapat makanan bergizi seperti ini. Biasanya mereka membawa uang jajan untuk membeli makanan yang kualitasnya tidak jelas. Sekarang, mereka sangat menikmati makanan sehat ini," katanya.
Anggota DEN, Arief Anshory Yusuf, menilai program MBG memberikan dampak signifikan, terutama bagi keluarga miskin.
"Setiap anak mendapatkan makanan senilai Rp 10 ribu per hari. Jika dalam satu keluarga ada dua anak, berarti keluarga tersebut menerima manfaat senilai Rp 20 ribu per hari atau Rp 400 ribu per bulan. Angka ini hampir setara dengan satu kali garis kemiskinan," kata Arief.
Menurut Arief, program ini tidak hanya memberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anak, tetapi juga membantu keluarga memenuhi kebutuhan dasar mereka. "Dampaknya sangat besar, terutama bagi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan," ujarnya.

0 comments