Program "Land4Lives" Kanada - Indonesia, Menuju Bentang Lahan Lestari Menghadapai Perubahan Iklim

IVOOX.id - Sustainable Landscapes for Climate-Resilient Livelihoods (Lans4Lives) sebuah proyek unggulan pemerintah Kanada untuk Indonesia yang fokus pada perubahan iklim dan agroforestri mengadakan ekspose nasional dengan tema “Menuju Bentang Lahan Lestari untuk Masyarakat Tangguh Iklim.” Acara ini bekerja sama dengan Kementerian PPN/BAPPENAS dan beberapa pemerintah daerah.
Jess Dutton, Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste menekankan urgensi tindakan terhadap perubahan iklim. “Sudah sangat jelas, bahwa pemerintah kita, Indonesia dan Kanada, mengalami dampak iklim. Tidak ada jalan keluar baik untuk Kanada, Indonesia, Antartika dan seluruh dunia, semuanya terdampak oleh perubahan iklim, dan saat ini waktunya untuk memetakan dampak terhadap rakyat, terhadap ekonomi, dan lingkungan kami,” ujarnya saat diwawancarai IVOOX Rabu (26/6/2024).
Dutton juga menyoroti pengalaman Kanada dengan kebakaran hutan yang dahsyat. “Di musim panas kemarin kami mengalami kebakaran yang paling buruk sepanjang sejarah Kanada, banyak wilayah di Kanada terbakar api yang disebabkan oleh musim panas yang lebih kering dan curah hujan yang sedikit. Hal tersebut memberi dampak yang sangat besar bagi Kanada, cuaca yang tidak bisa diprediksi, dan banyak contoh lainnya,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa perubahan iklim serupa terjadi di Indonesia, di mana musim menjadi tidak terprediksi.
Dutton juga berbicara tentang kerja sama antara Kanada dan Indonesia dalam menanggulangi perubahan iklim. “Pemerintah Kanada dan Indonesia telah melakukan kolaborasi dalam tingkat nasional dan internasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mewujudkan strategi untuk memastikan suhu global tidak meningkat 1,5 derajat atau 2 derajat Celsius. Kami bekerja sama dengan beberapa negara lain di seluruh dunia untuk menerapkan prosedur dan proses,” ujarnya.
Selain itu, di tingkat akar rumput, Kanada bekerja sama dengan Land4Lives dan mitra lainnya untuk membantu komunitas beradaptasi dengan perubahan iklim.
“Kami bekerja sama dengan Land4Lives dan partner lainnya, sehingga pada level komunitas mereka dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan perubahan iklim serta memastikan bahwa mereka dapat memelihara kehidupan, kondisi ekonomi, dan tentu saja ketahanan pangan,” katarnya.
Sonya Dewi, peneliti dari Land4Lives, menyajikan data global yang menunjukkan peningkatan suhu permukaan global. “Data global dari Intergovernmental Panel on Climate Change menunjukkan bahwa suhu permukaan global terus meningkat dan pada tahun 2011-2020 sudah ada peningkatan 1,1 derajat Celsius dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini kita memasuki suhu tertinggi dibandingkan 100 ribu tahun terakhir, ini adalah keadaan yang sungguh mengerikan yang harus kita tanggapi dengan serius,” katanya.
Dewi juga mengidentifikasi sumber utama emisi gas rumah kaca, yaitu CO2 dari bahan bakar fosil dan industri serta emisi dari penggunaan lahan dan hutan. “Setelah tahun 1950, peningkatan emisi gas rumah kaca sangat tinggi dan terus meningkat secara monoton, inilah yang menyebabkan pemanasan global dan peningkatan suhu bumi,” katanya dalam pidato pembukaan.
Jarot Indarto, Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS, mengapresiasi dukungan Kanada. “Terima kasih banyak tentu kami sampaikan kepada pemerintah Kanada yang telah mendukung upaya-upaya kita, Pemerintah Indonesia, dan juga pemerintah daerah serta masyarakat untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, terutama dalam konteks ketahanan pangan,” ujarnya.
Andree Ekadinata, yang mewakili Direktur ICRAF Indonesia Dr. Sonya Dewi, menekankan bahwa Land4Lives sejalan dengan visi dan misi ICRAF. “Kami merasa terhormat mendapat kepercayaan untuk melaksanakan proyek ini karena ini menunjukkan dukungan penuh kami untuk upaya pemerintah dalam memperkuat penghidupan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup,” katanya.
Land4Lives adalah proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/BAPPENAS dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC). Proyek ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, pengelolaan bentang lahan yang peka gender, dan penghidupan berketahanan iklim, khususnya untuk kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak perempuan.
Proyek ini mendukung komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% (dengan usaha sendiri) dan 41% (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030. Selain itu, proyek ini mendukung strategi jangka panjang untuk ketahanan iklim dan pengelolaan lahan berkelanjutan di tiga provinsi: Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Land4Lives juga fokus pada kesetaraan gender dalam pengelolaan bentang lahan. Proyek ini menerapkan skema agroforestri yang sejalan dengan konsep Pekarangan Pangan Lestari untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Kegiatan di tingkat tapak mengutamakan penguatan kapasitas masyarakat miskin dan perempuan dalam aktivitas pertanian untuk mengurangi kerentanan dan memperkuat ketahanan di tingkat rumah tangga.

0 comments