October 23, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Profil Tanri Abeng “Manajer Rp 1 Miliar”, Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Era Soeharto yang Meninggal Dunia

IVOOX.id – Wakil Presiden Ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) mengenang sosok Tanri Abeng yang malang-melintang memimpin perusahaan asing di Indonesia. "Saya kira tidak banyak waktu itu orang Indonesia yang jadi CEO di perusahaan internasional," kata Jusuf Kalla kerap disapa JK di rumah duka Tanri Abeng di Jakarta, Minggu (23/6/2024), dikutip dari Antara.

JK mengingat Tanri Abeng dengan pengalamannya mengelola perusahaan asing, menjadikan BUMN ketika masa kepemimpinannya menjadi salah satu bagian pemajuan ekonomi negara.

 "Setelah beliau di BUMN, BUMN itu punya modal sendiri karena beliau pengalaman usaha sendiri, pengalaman dengan pihak asing," katanya.

 Lebih lanjut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa yang datang di rumah duka bersama JK berpendapat senada. Dia ingat di zaman itu tak banyak orang Indonesia memiliki kapabilitas untuk memimpin perusahaan asing sehingga sosok Tanri Abeng dikenal dengan julukan Manajer Rp1 Miliar.

 "Zaman itu tidak banyak orang Indonesia yang duduk di top CEO di perusahaan multinasional. Beliau mendemonstrasikan bahwa orang Indonesia bisa dan mampu mencapai kaliber multinasional," kata Monoarfa, dikutip dari Antara, Minggu (23/6/2024).

Suharso mengakui banyak berdiskusi dengan sosok Tanri Abeng dalam hal pembangunan nasional. Terlebih mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN itu berhasil mengkonsolidasi dengan baik perusahaan pelat merah sehingga mampu memberikan kontribusi pada devisa negara.

"Semua bercita-cita seperti Pak Tanri di zamannya," kata Suharso.

Sejumlah tokoh terlihat hadir melayat di rumah duka. Di antaranya mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad Al-Haddar, serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Mantan Kepala BIN Hendropriyono mengatakan Tanri Abeng merupakan sosok yang memiliki pemikiran futuristik, dan brilian. Menurut dia pemikirannya banyak memberikan kontribusi bagi pemajuan ekonomi nasional.

"Beliau semasa hidup adalah sahabat saya sama-sama di kabinet dulu. Beliau menteri BUMN, dan saya lihat pandangannya ke depan itu sangat bagus karena memang seorang futuristik yang brilian," kata dia dikutip dari Antara.

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad Al-Haddar mengatakan Tanri Abeng merupakan sosok yang mementingkan pendidikan, serta berkeinginan tinggi untuk mengembangkan ekosistem perusahaan milik negara agar lebih baik.

"Pendidikan itu merupakan dasar daripada segala-galanya. Maka beliau bikin pendidikan, dorong pendidikan, di mana-mana beliau terlibat. Saya selalu perhatikan, beliau menyuruh kita untuk menyiapkan sumber daya manusia," katanya dikutip dari Antara.

Puluhan karangan bunga tersusun di depan rumah duka, di antaranya berasal dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Anggota DPR RI Sumarjaya Linggih, serta Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.

Tanri Abeng, yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII di era pemerintahan Soeharto, tutup usia pada hari Minggu (23/6/2024) dini hari. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Medistra Jakarta setelah beberapa waktu mendapatkan perawatan intensif.

Tanri Abeng, lahir di Selayar, Sulawesi Selatan pada 7 Maret 1942, merupakan salah seorang tokoh pengusaha dan pejabat pemerintahan Indonesia yang memiliki pengalaman yang luas di dunia bisnis dan manajemen. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Ujungpandang, dan melanjutkan pendidikan bisnisnya dengan meraih gelar Master of Business Administration di University of New York, Buffalo, Amerika Serikat.

Karier Tanri Abeng dimulai dari bergabung dengan Union Carbide, di mana ia cepat menanjak menjadi direktur keuangan dan Corporate Secretary pada usia yang relatif muda, 29 tahun. Setelah meninggalkan Union Carbide, Tanri bergabung dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (PBI), yang kemudian berganti nama menjadi PT Multi Bintang Indonesia, di mana ia menjabat sebagai CEO.

Pada tahun 1991, Tanri Abeng beralih ke Bakrie Brothers sebagai CEO, di mana ia melakukan berbagai restrukturisasi dan mengawal perusahaan tersebut menjadi perusahaan publik. Selain dari karier bisnisnya yang gemilang, Tanri Abeng juga aktif dalam berbagai posisi senior non-eksekutif di berbagai organisasi pemerintahan dan LSM, seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, dan berbagai yayasan lainnya.

Di bidang politik, Tanri Abeng diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN dalam Kabinet Pembangunan VII hingga masa pemerintahan B.J. Habibie pada Kabinet Reformasi.

Setelah pensiun dari jabatan menteri, Tanri Abeng aktif dalam pengembangan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk menulis buku berjudul “Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos”, yang diterbitkan pada tahun 2000.

Kabar duka ini disampaikan oleh manajemen Bio Farma, di mana Tanri Abeng menjabat sebagai Komisaris Utama. Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka yang beralamat di Jl Simpruk Golf XIII Jakarta Selatan.

"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, segenap keluarga besar Bio Farma Group berdukacita atas berpulangnya Bapak Tanri Abeng, Komisaris Utama Bio Farma. Semoga segala amal baik beliau menjadi amal jariyah yang mengalir untuk kemajuan Bangsa dan Negara," tulis manajemen Bio Farma dalam akun Instagram resminya.

Kabar ini juga disampaikan secara luas di berbagai media sosial, di mana banyak pihak mengenang jasa-jasa Tanri Abeng dalam membangun sektor BUMN dan kontribusinya yang mendalam bagi perekonomian Indonesia.

Keluarga Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng berterima kasih atas dukungan dan kesempatan yang diberikan kepada almarhum sehingga bisa memberikan kontribusinya terhadap pemajuan bangsa.

 "Kami atas nama keluarga berterima kasih dan bukannya apa, dukungan masyarakat secara besar untuk Pak Tanri dan mendukung supaya dia menjadi corong Indonesia untuk dunia," ujar putra pertama dari Tanri Abeng yakni Emil Abeng di rumah duka di Jakarta, Minggu (23/6/2024), dikutip dari Antara.

Emil mengatakan keluarga ditawari untuk memakamkan Tanri Abeng di Taman Makam Pahlawan, namun keluarga memilih untuk menguburkannya di makam keluarga.

 "Pak Tanri ini ditawarkan untuk ditempatkan di Taman Makam Pahlawan, tapi dia merasa bahwa pahlawan itu bisa di mana saja. Kebetulan kita ada mantan keluarga di Tanri Abeng University yang di mana kebetulan istri almarhum, ibu saya di sana, jadi akan dimakamkan di sana," kata dia.

Tanri Abeng dimakamkan setelah waktu shalat zuhur.

"InshaAllah akan dimakamkan bada zuhur di Tanri Abeng University Jalan Swadarma Raya No.58," seperti yang tertera di papan pengumuman yang dibuat keluarga di rumah duka, Jakarta, Minggu (23/6/2024), dikutip dari Antara.

0 comments

    Leave a Reply