Presiden Jokowi Buka ISF 2024, Sebut Perubahan Iklim Membutuhkan Peran Semua Negara dengan Tidak Mementingkan Ego Masing-masing | IVoox Indonesia

April 29, 2025

Presiden Jokowi Buka ISF 2024, Sebut Perubahan Iklim Membutuhkan Peran Semua Negara dengan Tidak Mementingkan Ego Masing-masing

Presiden Joko Widodo saat pidato pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). (ANTARA/Andi Firdaus)

IVOOX.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9/2024), sebagai ajang bertukar pikiran dan pengetahuan, sekaligus memberikan solusi dan praktik terbaik global dalam menghadapi perubahan iklim.

"Saya harap forum ISF ini dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, tempat bertemunya pengalaman, tempat bertemunya sumber daya yang dapat menjadi modal bersama dalam berkolaborasi menghadapi tantangan iklim yang ada," kata Presiden Jokowi dalam pidato sambutannya di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (5/9/2024).

Ia mengatakan Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapa pun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih hijau, untuk memberi akses energi hijau yang berkeadilan, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Jokowi menegaskan persoalan perubahan iklim tidak bisa selesai jika negara-negara di dunia hanya mengedepankan kepentingan atau egonya masing-masing.

“Yang justru ingin saya tekankan adalah permasalahan perubahan iklim ini tidak ada pernah bisa terselesaikan selama dunia menggunakan pendekatan ekonomi. Selama dunia hanya menghitung keuntungannya sendiri dan selama dunia hanya mementingkan egosentrisnya sendiri-sendiri,” katanya.

Jokowi menekankan bahwa dirinya tidak perlu lagi menyampaikan tentang betapa bahayanya perubahan iklim, betapa mendesaknya transisi energi atau pentingnya keberlanjutan.

Menurutnya, yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan perubahan iklim adalah pendekatan kolaboratif dan berperikemanusiaan antara negara maju dan berkembang, serta perlunya mencermati aspek kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.

Kepala Negara juga mengingatkan ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, melainkan juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan berkelanjutan bagi rakyat.

Jokowi pun meminta semua pihak tidak meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission dan berkontribusi bagi dunia yang lebih jauh.

Indonesia, kata Jokowi, juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon melalui hutan mangrove.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Hutan mangrove kami, hutan mangrove Indonesia itu terbesar di dunia, seluas 3,3 juta hektare yang mampu menyerap karbon 8 hingga 12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis,” kata Jokowi.

Namun dia mengatakan semua potensi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal jika diperkuat dengan riset dan investasi atau pendanaan dari negara maju.

Jokowi juga menyebutkan Indonesia memiliki potensi energi hijau melimpah, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt. Adapun, potensi energi hijau tersebut berasal dari energi air, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut hingga bioenergi. Indonesia juga memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak, yang merupakan PLTS terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan gelaran ISF 2024 pada 5-6 September, menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan agenda transisi energi dunia.

"Saya percaya ISF 2024 bukan hanya sebuah diskusi yang membahas tantangan perubahan iklim, tapi juga merupakan platform untuk inovasi, kolaborasi dan harapan guna mewujudkan kemajuan yang berkelanjutan," ujar Menteri Luhut dalam pembukaan ISF 2024 di JCC, Kamis (5/9/2024), dikutip dari Antara.

Luhut menyampaikan dalam acara selama dua hari tersebut, lebih dari 11 ribu partisipan dari 53 negara hadir untuk mengikuti rangkaian kegiatan berupa 10 sesi plenari, 14 sesi tematik, dan tujuh diskusi level tinggi, sehingga diharapkan bisa membawa pemajuan pada transisi energi, industri hijau, konservasi alam, kehidupan berkelanjutan serta ekonomi biru.

ISF 2024 mengangkat tema "Towards Sustainable and Inclusive Growth". Forum yang dihadiri lebih dari 8.000 peserta untuk menyoroti lima pilar pembahasan yaitu ekonomi hijau (green economy), transisi energi (energy transition), konservasi alam dan keanekaragaman hayati (biodiversity and nature conservation), gaya hidup berkelanjutan (sustainable living), dan ekonomi kelautan (blue economy).

Sejumlah pemimpin dunia yang hadir sebagai pembicara utama pada forum ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean, Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof, Menteri Industri dan Teknologi Informasi China Jin Zuanglong, dan Menteri Lingkungan Hidup Republik Demokratik Kongo Eve Bazaiba.

Turut hadir dalam ISF 2024 Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kelautan Peter Thomson dan Penasihat Khusus Aksi Iklim dari Kementerian Luar Negeri Perancis Kevin Magron.

Selain itu juga hadir juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, CEO of Bezos Earth Fund Andrew Steers, dan Vice President The Rockefeller Foundation Deepali Khanna.

0 comments

    Leave a Reply