Pramono Sebut Patung MH Thamrin Terlalu Kecil, akan Dibuat yang Lebih Besar | IVoox Indonesia

April 29, 2025

Pramono Sebut Patung MH Thamrin Terlalu Kecil, akan Dibuat yang Lebih Besar

peresmian patung Pahlawan Nasional MH Thamrin
Arsip foto - Puluhan pelajar SD dan sejumlah seniman menari pada peresmian patung Pahlawan Nasional MH Thamrin di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (3/6). Husni Thamrin adalah putra Betawi, lahir di Sawah Besar, merupakan sosok yang memiliki pemikiran visioner. Patung tersebut dikerjakan pemahat Ketut Dinarta yang menelan biaya Rp2 miliar. FOTO ANTARA/M Agung Rajasa/ss/Spt/pri.

IVOOX.id – Patung tokoh MH Thamrin di persimpangan Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan MH Thamrin dinilai terlalu kecil sehingga perlu dibuat ulang dengan desain ukuran yang lebih besar dan ditempatkan di Jalan MH Thamrin.

"Yang namanya patung MH Thamrin harus berada di Jalan Thamrin," kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Jakarta, Minggu (27/4/2025), dikutip dari Antara.

Menurut dia, MH Thamrin merupakan tokoh dari Betawi dan menjadi simbol dari Jakarta. Untuk itu, seharusnya patung yang dibuat sebagai simbol berada di etalase Jakarta, yaitu di jalan MH Thamrin, bukan yang lainnya.

Selain itu, kata Pramono, patung tersebut juga terlalu kecil untuk menjadi sebuah simbol kota global sehingga ke depan akan dibangun atau dibuat yang lebih besar.

"Patungnya harus kita buat yang besar. Seperti patungnya Jenderal Sudirman. Karena ini simbolnya Jakarta dan MH Thamrin adalah pemikirnya orang-orang Betawi," ujarnya.

Pramono mengatakan bahwa ia merupakan orang Jawa tetapi dalam kultur Betawi ia akan memperjuangkan semua ciri khas Betawi agar menjadi tuan rumah di kota sendiri.

Sebelumnya disampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap akan menaruh patung MH Thamrin di Jalan MH Thamrin. Patung ini nantinya dibuat baru dan lebih besar serta diupayakan tak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

"Sebab kalau memakai dana APBD terlalu lama. Kita bisa memakai dari sumber lain seperti dana CSR (tanggung jawab sosial perusahaan), KLB (dana kompensasi dari kelebihan Koefisien Lantai Bangunan," ujar Pramono.

0 comments

    Leave a Reply