May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

PPRO Akuisisi Lahan 2,2 Hektar untuk Apartemen di Surabaya

iVooxid, Jakarta – PT PP Property Tbk (PPRO) mengakuisisi lahan seluas 2,2 hektar di Wiyung, Surabaya, Jawa Timur. Lahan tersebut nantinya akan dikembangkan untuk pembangunan 5 menara apartemen.

“Kami akan mengembangkan 5 tower apartemen di atas lahan yang baru diakuisisi itu bersama PT Gunungsari Saktijaya, selaku pemilik lahan tersebut,” ujar Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO, Selasa (11/04/2017).

Taufik menjelaskan, dalam proyek tersebut, PPRO bersama Gunungsari Saktijaya telah membuat sebuah perusahaan patungan (joint venture firm). Dalam perusahaan patungan tersebut, PPRO menjadi pemilik saham mayoritas, yakni mencapai 80%.

“Kami akan terus melakukan pengembangan di Surabaya karena adanya potensi besar kota pahlawan tersebut sebagai kota terbesar kedua di Indonesia serta memiliki jumlah kelas menengah atas yang terus tumbuh. Ekspansi perseroan ini akan menambah portofolio untuk menjaga pertumbuhan kinerja dalam jangka panjang,” papar Taufik.

Disamping apartemen, demikian Taufik, perseroan juga akan mengembangkan proyek lainnya di Surabaya, seperti hotel dan mall. Itu bertujuan untuk memperkuat bisnis perseroan sekaligus sebagai sarana untuk diversifikasi usaha perseroan.

“Pengembangan hotel dan mall akan semakin memperkuat recurring income (pendapatan berkelanjutan-red) kami. Ini tentunya bagus untuk kinerja perusahaan ke depannya,” kilah Taufik.

Sebelumnya, PPRO juga telah menambah cadangan lahan di Embong Sawo, Surabaya yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan proyek properti lanjutan. Saat ini, proyek di kawasan ini masih memasuki fase desain.

Disamping itu, PPRO sebelum mengakuisis lahan baru ini juga sudah terlebih dahulu memiliki sejumlah proyek di Surabaya, seperti Grand Dharmahusada Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, and Pavillion Permata.

Pada 2017, PPRO akan menggunakan sebagian besar dana yang diperoleh dari hasil penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) bernilai Rp1,5 triliun untuk meningkatkan cadangan lahan seluas 10-20 hektar. Sampai akhir tahun 2016, PPRO memiliki cadangan lahan seluas 60 hektar, yang berlokasi di kawasan Jabodebek, Cikarang, Lombok, Surabaya, Semarang, Jawa Barat dan lain-lain.

Lebih detail, perusahaan akan memakai dana itu dengan komposisi 70% atau sekitar Rp1 triliun untuk investasi, 20% untuk tambahan modal kerja dan 10% untuk pembayaran hutang.

Perseroan berharap tambahan landbank akan semakin memudahkan dalam berekspansi untuk menopang pertumbuhan kinerja di masa mendatang. Pada 2016, perseroan berhasil meraih pertumbuhan laba bersih 20% menjadi Rp365 miliar. Perseroan juga mencetak penjualan pemasaran (marketing sales) sebesar Rp2,49 triliun atau lebih tinggi 25% dibandingkan pada 2015.

Pada 2017, PPRO menargetkan marketing sales tumbuh 20% menjadi Rp2,99 triliun. Adapun laba bersih ditargetkan juga meningkat 20%.[abr]

0 comments

    Leave a Reply