Potensi Kerugian Ekonomi Indonesia Akibat Perubahan Iklim Mencapai Rp 544 Triliun | IVoox Indonesia

May 3, 2025

Potensi Kerugian Ekonomi Indonesia Akibat Perubahan Iklim Mencapai Rp 544 Triliun

antarafoto-aksi-muda-jaga-iklim-050524-adm-1
Aktivis lingkungan dari berbagai aliansi menggelar aksi saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (5/5/2024). Dalam aksinya mereka mengajak untuk anak muda dapat peduli terhadap lingkungan serta peduli terhadap sampah plastik guna mencegah terjadinya perubahan iklim yang semakin parah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

IVOOX.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi.

"Kerugian ekonomi yang diperkirakan hingga mencapai Rp 544 triliun pada sekitar 2020 hingga 2024," ujar Suharso dalam pembukaan acara Green Economy Expo 2024, Rabu (3/7/2024).

Selain itu dampak perubahan iklim ini juga berpotensi menimbulkan risiko tenggelamnya sejumlah wilayah seperti sebagian dari Kabupaten Demak, termasuk juga di daerah Pekalongan yang jembatannya kerap ambrol meski sudah dibangun kembali.

"Juga terdapat wilayah yang berisiko tenggelam seperti sebagian dari Kabupaten Demak dan kita juga menyaksikan bagaimana di Pekalongan itu ada satu daerah yang sering kali ambrol, dibangun kembali jembatannya ambrol lagi dan seterusnya," katanya.

Kemudian kekeringan dan krisis air juga berpotensi terjadi pada 2.700 hektar lahan pertanian di Kalimantan Selatan yang merupakan hulu Sungai Barito. Bahkan kata dia apabila pemerintah tidak melakukan mitigasi apa pun maka nyaris seluruh tempat pemrosesan akhir sampah akan penuh pada 2028 nanti.

"Demikian juga di Kalimantan Selatan hulu dari sungai Barito kekeringan dan krisis air terjadi di 2700 hektar lahan pertanian, dan pada tahun 2028 diperkirakan hampir seluruh tempat pemrosesan akhir sampah akan penuh jika kita tidak melakukan apa pun," katanya.

"Ancaman kehilangan keanekaragaman hayati juga terus terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan ekosistem," ujarnya.

Menurut Suharso tantangan akibat dari triple planetary crisis yang mengancam masa depan bumi dan manusia di Indonesia itu mengharuskan adanya transformasi ekonomi dan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim dalam 20 tahun mendatang.

"Ini mengharuskan kita bertransformasi, strategi besar transformasi ekonomi telah disusun dalam rangka rencana pembangunan jangka panjang nasional 2025-20045 yang mengusung visi Indonesia emas 2045, yaitu komitmen untuk mengatasi perubahan iklim dalam 20 tahun mendatang," katanya.

0 comments

    Leave a Reply