Populasi China Menyusut, Pakar Sarankan Pemerintah Beri Insentif Agar Warga Terdorong Membentuk Keluarga

IVOOX.id, Beijing - China harus meningkatkan insentif bagi rakyatnya untuk membangun keluarga dan meningkatkan angka kelahiran karena populasinya yang sekarang turun dapat mengancam ekonominya, menurut seorang pakar keluarga berencana China.
Populasi China Daratan turun 850.000 pada 2022, penurunan pertama sejak 1961, menjadi 1,42 miliar, kata pemerintah pada Januari, berpotensi tertinggal dari India sebagai yang terbesar di dunia. Itu menandakan awal dari kemungkinan penurunan panjang dengan implikasi mendalam bagi ekonominya dan dunia.
Wang Pei'an, wakil direktur Asosiasi Keluarga Berencana China, mengatakan pada hari Sabtu lebih banyak insentif pajak harus dibuat berdasarkan unit keluarga yang dapat mendorong kelahiran.
Berbicara di Chinese and Development Forum ketiga di Beijing, Wang mengutip tren yang berkembang di kalangan generasi muda untuk mencegah memiliki anak. Dia menyerukan lebih banyak insentif seputar pekerjaan, perawatan medis, jaminan sosial, dan perumahan yang dapat mendorong orang untuk membangun keluarga.
Pemerintah memberlakukan kebijakan satu anak pada keluarga di sebagian besar China antara tahun 1980 dan 2015. Tetapi dengan populasi yang sekarang menurun, pihak berwenang berusaha keras untuk menopang angka kelahiran.
Dalam menyerukan langkah-langkah yang lebih mendukung, pejabat kesehatan mengutip faktor-faktor seperti kekhawatiran atas pengeluaran dan wanita muda yang berfokus pada karier.
Rata-rata rumah tangga China menyusut menjadi 2,62 orang pada tahun 2020, turun 0,48 dari tahun 2010, menurut sebuah survei yang dikutip oleh stasiun penyiaran negara CCTV.
Sebuah survei tahun 2021 menemukan wanita yang lahir pada tahun 1990-an merasa jumlah anak yang ideal adalah 1,54, sedangkan untuk mereka yang lahir pada tahun 2000-an hanya 1,19. Persentase wanita yang tidak pernah memiliki anak melonjak hingga hampir 10 persen pada tahun 2020 dari 6,1 persen pada tahun 2015.
“Di Cina, tingkat perlindungan ibu hamil masih sangat rendah,” kata Wang, seraya menambahkan bahwa tanpa upaya menumbuhkan kebutuhan untuk menikah dan memiliki anak, akan sangat sulit untuk meningkatkan tingkat kesuburan.
Usia rata-rata seorang wanita yang pertama kali dinikahi naik dari 22 tahun pada 1980-an menjadi 26,3 tahun pada 2020, dan usia melahirkan anak pertama ditunda menjadi 27,2 tahun, menurut CCTV.
Wang merujuk pada survei tahun 2021 oleh Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan China, yang menunjukkan kurang dari 70 persen wanita di bawah usia 35 tahun berpikir bahwa hidup akan lengkap hanya ketika seseorang memiliki anak.(Reuters)

0 comments