Polisi Sebut Amankan Ratusan Pelajar Cegah Demo di DPR, KPAI Minta Anak Ditangani Humanis | IVoox Indonesia

December 8, 2025

Polisi Sebut Amankan Ratusan Pelajar Cegah Demo di DPR, KPAI Minta Anak Ditangani Humanis

Ketua KPAI Ai Maryati Solihah
Ketua KPAI Ai Maryati Solihah dalam konferensi pers daring di Jakarta, Jumat (16/5/2025). ANTARA/Anita Permata Dewi

IVOOX.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pihak Kepolisian untuk memisahkan anak-anak dari massa unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI dengan cara persuasif dan humanis.

"Tolong Pak Polisi gunakan cara-cara persuasif dan humanis terutama kepada anak-anak. Mohon jangan ada kekerasan ketika memisahkan anak-anak dari rombongan (massa aksi) itu," kata Komisioner KPAI Sylvana Maria saat dihubungi di Jakarta, Kamis (28/8/2025), dikutip dari Antara.

Sylvana memahami bahwa tugas polisi adalah mengamankan massa aksi, namun kepentingan dan keselamatan anak mesti diutamakan.

"Bahwa Pak Polisi menjalankan tugas untuk mengamankan, dalam artian bukan security, tapi dalam artian menyelamatkan anak-anak dari potensi rusuh," ujar dia.

KPAI mendukung tindakan polisi mencegat ratusan anak terlibat dalam aksi demonstrasi. "Apalagi semakin malam aksi itu makin ricuh. Dan tentunya kita tidak ingin anak-anak itu jadi korban kekerasan," katanya.

Risiko-risiko berbahaya ini yang mau dihindarkan. "Dan kami sepakat kalau anak-anak ini dipisahkan dari rombongan yang masih melakukan aksi," tutur Sylvana.

Ia mengatakan bahwa anak-anak tentunya boleh menyampaikan pendapatnya di depan umum dengan mengikuti peraturan yang berlaku.

"Tapi asas keselamatan mereka itu lebih penting. Selain keselamatan anak, juga kepentingan terbaik bagi anak itu nomor satu. Wujud nyatanya adalah cara-cara yang bebas kekerasan, cara-cara yang nihil risiko," katanya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi  mengatakan ratusan pelajar diamankan. Selain itu, polisi juga sudah berupaya mencegah ratusan pelajar yang hendak bergabung dalam aksi usai terprovokasi ajakan di media sosial.

“Sampai pukul 14.00 WIB, ada 276 pelajar yang kami amankan untuk mencegah ikut aksi. Ada yang kedapatan membawa anak panah dan botol untuk dilempar ke petugas. Sangat disayangkan,” kata Ade Ary, Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, langkah pengamanan melibatkan Kapolres jajaran, KPAI, instansi terkait, pihak sekolah, dan orang tua. “Kami lindungi anak-anak ini agar tidak terjerumus dalam tindakan yang membahayakan,” ujarnya.

Dia pun menyebut bahwa ruas tol di sekitar Gedung DPR/MPR RI sudah kembali dibuka. Namun, jalur arteri di sekitar lokasi masih dipantau secara ketat oleh petugas.

"Kapolda Metro Jaya dan Kapolres Metro Jakarta Pusat masih berada di lapangan untuk memastikan situasi benar-benar kondusif. Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh informasi yang belum jelas sumbernya," kata Ade.

Ade Ary juga mengingatkan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial. “Mari gunakan medsos untuk hal-hal baik, jangan sampai jadi sarana provokasi,” katanya.

Ade menyinggung adanya tindakan anarkis dari kelompok tak dikenal yang tak memiliki koordinator lapangan saat aksi unjuk rasa buruh dan mahasiswa yang berlangsung pada Kamis (28/8/2025). Padahal kata dia aksi unjuk rasa masih berlangsung kondusif hingga sore hari.

“Ada yang membakar bendera, merusak pagar DPR, merusak CCTV, mencoret separator busway, hingga masuk ke jalur tol. Ini membahayakan pengendara dan mengganggu ketertiban umum,” ujar Ade Ary.

Polisi kemudian mengambil langkah persuasif mulai dari imbauan hingga penertiban. “Kami berharap hal seperti ini tidak terulang. Mari kita jaga situasi tetap kondusif,” kata Ade Ary.

0 comments

    Leave a Reply