Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Dibawah 5% pada Triwulan Ketiga 2016 | IVoox Indonesia

August 3, 2025

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Dibawah 5% pada Triwulan Ketiga 2016

1
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juda Agung (Foto: Istimewa)

iVooxid, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga 2016 diperkirakan akan berada di bawah 5%. Itu karena kondisi ekonomi global yang masih melemah diiringi oleh pelemahan kegiatan perdagangan dunia dan pemulihannya diperkirakan masih akan lamban dan tidak merata.

“Kondisi ini mengakibatkan perbaikan ekspor riil Indonesia masih tertahan kendati harga beberapa komoditas ekspor mulai membaik,” ujar Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), kepada pers di Gedung BI, Kamis (20/10)..

Juda mengemukakan, dengan perkembangan sepert itu, maka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada 2016 diperkirakan cenderung bergerak pada kisaran 4,9-5,3% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Meski demikian, tingkat konsumsi terlihat membaik, meskipun masih terbatas.

Di sisi lain, demikian Juda, perbaikan investasi swasta, khususnya nonbangunan, diprediksi masih belum kuat, sejalan dengan kapasitas produksi terpasang yang masih cukup besar. Sementara itu, stimulus fiskal diperkirakan masih terbatas, sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah pada semester kedua 2016.

Juda menuturkan, neraca pembayaran Indonesia diperkirakan mengalami surplus yang lebih baik dengan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah. Pada triwula ketiga 2016, defisit transaksi berjalan diperkirakan di bawah 2% dari PDB. Itu didukung oleh surplus neraca perdagangan sejalan dengan membaiknya harga ekspor komoditas primer dan penurunan impor nonmigas.

Sementara itu. Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mengatakan, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus USD2,09 miliar, meningkat dibanding surplus triwulan kedua 2016 sebesar USD1,92 miliar. Rupiah tercatat stabil dan cenderung menguat. Kurs Rupiah pada September 2016, secara rata-rata, terapresiasi 0,41% dan mencapai level Rp13.110 per dolar AS.

“Penguatan rupiah didukung oleh sentimen positif perekonomian domestik, seiring dengan kondisi stabilitas makro ekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Disamping itu, penguatan rupiah juga terkait dengan meredanya risiko global, sejalan dengan meredanya sentimen terkait timing kenaikan FFR pada September 2016. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya,” tukasnya.

Tirta juga mengungkapkan, aliran masuk dana asing ke pasar keuangan Indonesia hingga September 2016 tercatat USD12,1 miliar, lebih tinggi dibandingkan aliran masuk dana asing ke pasar keuangan Indonesia sepanjang 2015.

Dengan perkembangan tersebut, menurut Tirta, posisi cadangan devisa Indonesia per akhir September 2016 tercatat sebesar USD115,7 miliar, atau setara dengan 8,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. “Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” pungkasnya.[abr]

0 comments

    Leave a Reply